Kerapuhan Tata Surya: Planet yang Bisa Mengakhiri Kehidupan di Bumi

By Wawan Setiawan, Minggu, 12 Maret 2023 | 14:00 WIB
Montase tata surya dari sembilan planet dan bulan Jupiter di tata surya kita. (NASA/JPL/ASU)

Nationalgeographic.co.id - Susunan tata surya kita begitu sempurna, sehingga semua planet yang ada berjalan pada tempatnya masing-masing tanpa memberikan gangguan apapun pada yang lainnya.

Namun, jika ada planet terestrial yang melayang di antara Mars dan Jupiter, ini akan mampu mendorong Bumi keluar dari tata surya dan memusnahkan kehidupan di planet ini, menurut eksperimen UC Riverside.

Astrofisikawan University of California Riverside, Stephen Kane menjelaskan bahwa eksperimennya dimaksudkan untuk mengatasi dua celah penting dalam ilmu planet. Di mana celah ini bisa menjadi titik kerapuhan tata surya kita.

Yang pertama adalah celah di tata surya kita antara ukuran terestrial dan planet gas raksasa. Planet terestrial terbesar adalah Bumi, dan raksasa gas terkecil adalah Neptunus, yang empat kali lebih lebar dan 17 kali lebih masif dari Bumi. Untungnya, tidak ada apa-apa di antaranya.

"Di sistem bintang lain ada banyak planet dengan massa di celah itu. Kami menyebutnya sebagai super-Bumi," kata Kane.

Kesenjangan lainnya ada di lokasi, relatif terhadap matahari, antara Mars dan Jupiter. "Ilmuwan planet sering berharap ada sesuatu di antara kedua planet itu. Sepertinya itu hal yang terbuang percuma," katanya.

Kesenjangan ini dapat menawarkan wawasan penting ke dalam arsitektur tata surya kita, dan ke dalam evolusi Bumi.

Untuk melengkapinya, Kane menjalankan simulasi komputer dinamis dari sebuah planet antara Mars dan Jupiter dengan rentang massa yang berbeda, dan kemudian mengamati efeknya pada orbit semua planet lain.

Hasilnya, telah dipublikasikan 28 Februari 2023 di Planetary Science Journal dengan tajuk “The Dynamical Consequences of a Super-Earth in the Solar System.”

Ilustrasi ini menunjukkan perkiraan ukuran planet-planet di Tata Surya kita relatif satu sama lain. (NASA/Lunar and Planetary Institute)

Ini sebagian besar merupakan bencana bagi tata surya. "Planet fiksi ini memberi dorongan pada Jupiter yang cukup untuk mengacaukan segalanya," kata Kane. "Meskipun banyak astronom menginginkan planet ekstra ini, untungnya kita tidak memilikinya."

Jupiter jauh lebih besar dari gabungan semua planet lainnya; massanya 318 kali massa Bumi, jadi pengaruh gravitasinya sangat besar. Jika super-Bumi di tata surya kita, bintang yang lewat, atau benda langit lainnya sedikit mengganggu Jupiter, maka semua planet lain akan sangat terpengaruh.

Baca Juga: Planet Ini Ukurannya Hampir Sama dengan Bintang yang Dikitarinya

Baca Juga: Robot Penjelajah NASA Perseverence Merekam Suara Setan Debu Mars

Baca Juga: Pencurian Planet: Bintang Masif dapat Mencuri Planet Seukuran Jupiter

Bergantung pada massa dan lokasi pasti dari super-Bumi, kehadirannya pada akhirnya dapat mengeluarkan Merkurius dan Venus serta Bumi dari tata surya. Itu juga bisa mengacaukan orbit Uranus dan Neptunus, melemparkannya ke luar angkasa juga.

Super-Bumi akan mengubah bentuk orbit Bumi ini, menjadikannya jauh lebih tidak layak huni dibandingkan saat ini, jika tidak mengakhiri kehidupan sepenuhnya.

Ilustrasi Kepler-62f, planet seukuran super Bumi yang mengorbit bintang yang lebih kecil dan lebih dingin dari matahari, sekitar 1.200 tahun cahaya dari Bumi. (NASA Ames/JPL-Caltech/Tim Pyle)

Jika Kane membuat massa planet lebih kecil dan menempatkannya tepat di antara Mars dan Jupiter, dia melihat kemungkinan planet tetap stabil untuk jangka waktu yang lama. Akan tetapi jika ada gerakan kecil ke segala arah dan, "semuanya akan berjalan buruk," katanya.

Studi ini berimplikasi pada kemampuan planet di tata surya lain untuk menampung kehidupan.

Meskipun planet mirip Jupiter, raksasa gas yang jauh dari bintangnya hanya ditemukan sekitar 10% dari waktu. Namun, keberadaannya dapat menentukan apakah Bumi tetangga atau Bumi super memiliki orbit yang stabil.

Hasil ini memberi Kane rasa hormat baru untuk tatanan halus yang menyatukan planet-planet di sekitar matahari.

"Tata surya kita disetel lebih halus daripada yang saya hargai sebelumnya. Semuanya bekerja seperti roda gigi jam yang rumit. Jika Anda memasukkan lebih banyak roda gigi ke dalam berbagai sistem itu dan semuanya akan rusak," pungkas Kane.