Kesaksian Mantan KNIL Atas Toponimi Pulau Untung Jawa di Teluk Jakarta

By National Geographic Indonesia, Senin, 13 Maret 2023 | 17:00 WIB
Wisata memancing di pesisir Pulau Untung Jawa. (Toto Santiko Budi)

Saya terlena dengan kisah yang dituturkan Kong Adim. Seakan saya terbawa dalam memori masa lalu di era kolonialisme yang dia lalui. Sayang, tidak banyak literatur atau referensi yang bisa membuktikan kisah Kong Adim. Akan tetapi, bagi masyarakat Pulau Untung Jawa, kisah ini merupakan dongeng tutur yang telah melekat. Khususnya untuk alasan kenapa pulau ini bernama Untung Jawa. 

Pulau bersejarah sejak abad ke-16

Salah satu daya tarik wisata di Pulau Untung Jawa adalah island hooping atau jelajah pulau-pulau di wilayah administratif kelurahan Pulau Untung Jawa.

Pulau ini masih berkecamatan di Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Sama seperti Pulau Kelor, Cipir, Onrust dan Rambut.

Paket wisata yang disediakan pun beragam seperti: Jelajah Benteng Martello di Pulau Kelor, Wisata sejarah dan arkeologi di Pulau Onrust dan Pulau Cipir, serta Jelajah Burung Bluwok di Pulau Rambut.

Sejatinya, pada abad ke-17 sampai masa pemerintahan kolonialinme Hindia-Belanda, pulau-pulau itu berada dalam kuasa VOC. Pulau Amiterdam bersama dengan Pulau Purmerend (Pulau Bidadari), Pulau Kherkof (Pulau Kelor), Pulau Kuiper (Pulau Cipir/Khayangan), dan Pulau Onrust (Pulau Kapal/Pulau Sibuk) semua dalam kuasa Belanda. Tujuannya, sebagai basis pertahanan terdepan akibat memuncaknya ancaman dari Banten dan Inggris.

Baca Juga: Black Pearl dan Cerita Bilalu dari Untung Jawa

Baca Juga: Bangkai-Bangkai Kapal Kepulauan Seribu, Dunia Lain yang Masyhur

Baca Juga: Pulau Ayer, Wisata Kepulauan Seribu yang Sangat Dekat dari Ancol

Baca Juga: Pengamatan Terbaru: Masih Ada Burung Terancam Punah di Teluk Jakarta

Kini, Pulau Kelor, Pulau Cipir dan Pulau Onrust menjadi bagian dari Museum Taman Arkeologi Onrust di bawah pengelolaan UP. Museum Kebaharian Jakarta. Ketiga pulau ini merupakan saksi sejarah bagaimana Nusantara berhadapan langsung dengan kolonialisme Belanda.

Di pulau-pulau ini, VOC menggalang kekuatannya. Bagaimana VOC bisa menguasai gugusan pulau tersebut, tidak lain karena Pangeran Jayakartalah yang memberikan izinnya. Keputusan Pangeran Jayakarta ini malah menjadi awal jatuhnya kekuasaan Jayakarta. Perputaran nasib pun terjadi. Batavia dikuasai oleh VOC.

Menginjakkan tanah di tiga pulau ini membawa kesan tersendiri bagi kami. Seolah keriuhan masa lampau berputar di dalam bayangan. Bekas reruntuhan Benteng Martello di Pulau Kelor yang dibangun pada 1850, sebagai bagian dari sistem pertahanan laut kota Batavia.

Sisa-sisa bangunan bekas asrama haji, pemakaman, dan penjara orang-orang jerman serta tawanan pemberontakan awak kapal De Zeven Provincien. Tidak lepas pada Pulau Cipir, bekas reruntuhan rumah sakit pada 1911 masih terpampang nyata.

Seperti lorong waktu, kami terhisap dalam cuplikan-cuplikan masa lalu. Kami menyelusup pelan ke dalam rombongan pengunjung yang sedang mendengarkan pemandu wisatanya bercerita. Mereka datang dari pelabuhan Tanjung Pasir, Tangerang dan Muara Kamal, Jakarta Utara.