Saat berada di pengasingan, Li menyelenggarakan pesta ulang tahunnya sendiri yang suram. Saat itu, ia meminta salah satu selir untuk membacakan puisi yang baru saja dia selesaikan, “Nyonya Yu”.
Penggalan puisi yang berbunyi, “Saya tidak tahan mengingat tanah air saya di bawah sinar bulan.” Ini mengungkapkan ratapan terselubung atas kehancuran kerajaannya dan keinginannya untuk kebebasan.
Mendengar tentang puisi itu, Kaisar Taizong dari Song dikejutkan oleh keinginan Li untuk memulihkan keadaannya sendiri. Gugup, kaisar mengatur dosis bubuk dari biji beracun pohon strychnine untuk dimasukkan ke dalam piala anggur. Piala anggur itu kemudian dikirim ke Li sebagai hadiah ulang tahun dari sang kaisar.
Setelah meneguk pemberian kaisar, Li pun mengalami sakit perut. Dia ambruk di lantai, meringkuk seperti bola, dan mati.
Anggur diracuni oleh bulu burung mitos
Salah satu kisah kuno melibatkan burung mitos yang dikenal sebagai zhen dan anggur yang diracuni oleh bulunya. Menurut cendekiawan Luo Yuan, zhen adalah seekor burung berwarna ungu gelap seperti angsa dengan paruh merah, dan mata hitam. Panjang lehernya mencapai 7 sampai 8 cun (sekitar 27 sentimeter).
Luo menulis bahwa burung ganas itu memakan ular beludak. Konon, kotorannya dapat melarutkan batu dan semua serangga akan mati di sekitar kolam tempat burung itu mabuk. “Bulu burung itu beracun,” ungkap Yang lagi. Jika bulunya dicelupkan ke dalam minuman keras, itu bisa digunakan sebagai racun yang mematikan. Satu-satunya penawar yang efektif adalah cula badak.
Catatan Sejarawan Agung mengungkapkan bagaimana Permaisuri Lü diduga menggunakan anggur beracun bulu ini. Racun itu digunakan untuk membunuh saudara tiri putranya pada tahun 194 Sebelum Masehi.
Ketika Kaisar Gaozu dari Han meninggal, takhta diberikan kepada putra Permaisuri Lü, Liu Ying. Tetapi sebelum kematiannya, Kaisar Gaozu berusaha untuk memberikan mahkota kepada Liu, putranya dari permaisuri lain.
Terjadi perebutan kekuasaan antara permaisuri dan Liu Ruyi, dengan Lü akhirnya memutuskan untuk membunuhnya. Putranya Liu Ying, yang menyukai saudara tirinya, berusaha membuatnya tetap hidup. Jadi dia memanggil Liu Ruyi ke ibu kota untuk tinggal bersamanya.
Untuk melindungi saudaranya, Liu Ying menjaga Liu Ruyi di sisinya setiap saat. Mereka bahkan makan bersama. Tetapi suatu pagi, ketika Liu Ying pergi berburu, Liu Ruyi terlalu lelah. Maka Liu Ying meninggalkannya untuk tidur di istana. Permaisuri menyelinap masuk dan memasukkan anggur beracun itu ke tenggorokan Liu Ruyi. Racun pun segera menewaskan pangeran malang itu.
Baca Juga: Putri Taiping Dinasti Tang, Menikah demi Raih Kuasa Kaisar Tiongkok