Selidik Racun Gu: Senjata Mematikan Sepanjang Kekaisaran Tiongkok

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 25 Maret 2023 | 15:00 WIB
Perempuan minoritas di Cina selatan dituduh meracuni pria utara dengan racun khusus yang terbuat dari binatang berbisa. (WELLCOME LIBRARY/CC BY 4.0)

Nationalgeographic.co.id - Pada pertengahan abad ke-18, menerima keramahan para wanita di daerah pegunungan selatan Tiongkok memiliki risiko yang berbahaya.

Orang-orang menceritakan berbagai kisah tentang para wanita yang menggoda para pelancong, menyuapi para pria dengan makanan yang telah dicampur dengan salah satu racun terampuh sepanjang Kekaisaran Tiongkok.

Racun tersebut dikenal sebagai gu. Menurut cerita, racun tersebut dibuat dengan memasukan ular berbisa, kalajengking, dan kelabang ke dalam stoples. Ketiga binatang tersebut dipaksa untuk bertarung. Ia yang bertahan hidup berarti mengandung racun yang pekat.

Racun gu dianggap sebagai racun yang bekerja lambat. Racun ini dikatakan tidak memiliki rasa, sehingga korban yang tidak menaruh curiga dan dapat menjalani kehidupan normal mereka selama 10 hari sebelum mulai merasa sakit.

Di pegunungan, jika seorang pria diracuni dengan gu dan berhasil kembali ke rumah kekasihnya dalam waktu yang dijanjikannya, kekasihnya akan memberinya obat penawar. Namun jika tidak, ia akan tersiksa. 

Racun gu menyebabkan, "jantung serta perutnya membengkak dan sakit karena racun tersebut menggerogotinya dari dalam," tulis profesor sejarah kedokteran Universitas John Hopkins, Marta Hanson, dalam buku Speaking of Epidemics in Chinese Medicine.

Berawal dari tahun 610, gu juga digambarkan sebagai bentuk ilmu hitam dan sihir dengan racun sebagai bagian utama dari praktiknya.

Racun Gu telah dikaitkan dengan beberapa daerah dan masyarakat di Tiongkok sepanjang sejarah. Namun paling sering dikaitkan dengan wanita Lingnan dan Miao, minoritas di selatan yang menciptakan stigma berdasarkan prasangka dari utara.

Seorang pejabat di biro medis kekaisaran, Xu Chunfu, menulis tentang gu pada tahun 1556.  Resep yang paling terkenal adalah dengan mengumpulkan lima binatang beracun dan menempatkannya di dalam stoples untuk diadu.

Hal tersebut dilakukan pada hari Festival Perahu Naga, yang merupakan hari kelima di bulan kelima.

Ada yang mengatakan bahwa stoples tersebut disimpan dalam kegelapan hingga satu tahun. Tubuh makhluk berbisa yang tersisa, akan menjadi sumber racun mematikan.

Xu juga menjelaskan resep lain yaitu dukun membunuh seekor ular berbisa, mencampurkannya dengan berbagai macam tumbuhan, dan menetesi tubuh ular tersebut dengan air.