Nationalgeographic.co.id - Tidak mudah menjadi seorang kaisar Tiongkok. Di masa lalu, ia harus membawa kemakmuran bagi rakyatnya saat memimpin. Di sisi lain, penguasa Kekaisaran Tiongkok itu juga harus memastikan ahli warisnya bisa melakukan hal yang sama.
Kaisar He (79—106) dari Dinasti Han Timur memiliki sederet prestasi luar bisa, tetapi ia mewariskan potensi bahaya besar.
Dilahirkan dengan nama Liu Zhao, ia merupakan seorang pemimpin yang sangat kontroversial. Selain membawa kemakmuran, warisannya menyebabkan kekaisaran yang makmur mengalami penurunan secara bertahap.
Putra kaisar yang dikendalikan sang ibu angkat
Ketika Liu Zhao masih kecil, dia diadopsi oleh Ratu Dou yang tidak memiliki anak. Setelah itu, ibu kandungnya dijebak dan bunuh diri. Seluruh klannya pun binasa.
Ketika dia berusia 9 tahun, ayahnya meninggal. Oleh karena itu, ia naik takhta sebagai kaisar cilik. Ibu angkatnya Dou dihormati sebagai ibu suri dan klannya memperoleh semua kekuasaan.
Perlahan-lahan, lebih banyak orang dari klan Dou dipromosikan ke posisi penting dan makin kuat.
Kekuasaan dan konspirasi klan Dou
Klan Dou segera memenuhi kekaisaran, ini termasuk ibu suri yang kuat, marsekal berbakat, putri, dan bangsawan. Di sisi lain, Kaisar He yang masih remaja tidak memiliki pejabat yang setia padanya.
Nenek moyangnya berusaha keras untuk menghindari klan yang kuat dari ibu suri. Akan tetapi hal itu tidak bisa dihindari oleh sang kaisar remaja.
Jenderal yang kuat dan kontributif Dou Xian, saudara Ibu Suri Dou, adalah seorang marsekal luar biasa, tetapi sombong. Ia diberi hak istimewa dan kekuasaan yang tak terhitung jumlahnya.
Dou Xian menduduki banyak lahan pertanian secara ilegal, menahan banyak pembunuh profesional, dan bangsawan dari klan Liu. Seiring berjalannya waktu, Dou Xian dan para pengikutnya merencanakan untuk membunuh Kaisar He dan memberontak. Namun rencana itu pun sampai ke kaisar.