Osman Merintis Kadipaten Kecil Menjadi Kekaisaran Ottoman yang Megah

By Galih Pranata, Kamis, 23 Maret 2023 | 15:00 WIB
Potret Osman I sebagai pemimpin kadipaten kecil yang dirintisnya menjadi Kekaisaran Ottoman yang megah. (Büşra Öztürk/Daily Sabah)

Nationalgeographic.co.id—Setelah kematian Ertuğrul Ghazi, pemimpin Turki Seljuk pada tahun 1281, Osman Ghazi dibawa ke tampuk kekuasaan oleh kepala militer dan pemimpin serikat meskipun usianya masih muda. 

Ia dilantik menjadi kepala beylik (kerajaan) kecil, bak sebuah kadipaten kecil antara Söğüt dan Domaniç. Ia dipilih berkat moralitasnya yang baik, kekuatan, keberanian, dan pengetahuannya yang luhur. Sultan Seljuk mengukuhkan kerajaannya dengan mengirimkan sebuah dekrit.

Dia melanjutkan misi ayahnya dan bergaul dengan baik dengan tetangganya, penguasa dan gubernur Bizantium yang dikenal sebagai tekfur—jabatan yang diberikan kepada penguasa lokal Bizantium.

Suatu hari, Osman Ghazi mendengar tentang penyergapan yang dilakukan oleh tekfur Inegöl dan Karacahisar dari seorang telik sandi. Pertempuran di Ermenibeli akhirnya berkecamuk pada tahun 1284, tetapi Osman mundur ketika keponakannya terbunuh.

"Semua pasukannya adalah infanteri, dan ini menjadi operasi militer pertama yang dipimpin Osman," tulis Ekrem Buğra Ekinci kepada Daily Sabah dalam artikel berjudul Mighty sovereigns of Ottoman throne: Sultan Osman I terbitan 24 September 2021.

Meski pada pertempuran ini Osman menarik pasukannya, ia kembali lagi melakukan penyerangan pada tahun 1285. Hasilnya, ia berhasil menaklukkan Kulacahisar, sebuah distrik dekat Ermenibeli, untuk membalas penyergapan.

Berkat keberhasilan dan penaklukannya atas Kulacahisar, Osman mulai memperluas wilayahnya ke arah utara. Hal ini jadi penaklukan pertama dalam peran serta Osman membangun sebuah peradaban.

Berkat kegemilangannya, Osman sang beylik kadipaten kecil itu mulai populer. "Dalam suatu khotbah Jumat, nama Osman Ghazi mulai disebut di samping Khalifah Abbasiyah dan Sultan Seljuk," tambah Ekrem.

Berkat kegemilangannya, wilayah kadipaten kecil antara Söğüt dan Domaniç yang kemudian diperluas berkat penaklukan Kulacahisar, diberikan sepenuhnya kepada Osman. Sultan Seljuk mengubah status kadipaten itu sebagai provinsi otonom Seljuk.

Provinsi otonom Seljuk itulah yang kemudian diberi nama sesuai dengan namanya, Osmaniyyah—dari kata Osman—atau Utsmaniyyah, atau yang lebih populer dengan Ottoman. Ia juga mendapat gelar kehormatan sebagai Osman I.

Osman I atau disebut Osman Ghazi adalah pendiri Kekaisaran Ottoman. (Facinate)

Pada suatu momen, sang tekfur Bilecik menikah dengan putri tekfur Yarhisar. Mereka pun mengundang Osman Ghazi ke pesta pernikahan tersebut. Tujuan mereka adalah mengejutkannya dan membunuhnya.

Tekfur dari Harmankaya memberi tahu temannya Osman Ghazi tentang adanya konspirasi pembunuhan tersebut. Osman Ghazi lantas mengirimkan sejumlah besar domba ke tekfur Bilecik sebagai hadiah pernikahan.

Osman mengatakan bahwa mereka akan pergi ke padang rumput selama musim panas setelah pernikahan, dia meminta agar barang-barang dan wanita mereka dibawa ke kastil dan pernikahan diadakan di tempat terbuka.

Para tekfur menerima permintaan ini. Alih-alih barang berisi pakaian, Osman Ghazi malah memuat kuda-kuda itu dengan senjata dan mengirimnya ke Bilecik bersama 40 tentara berpakaian wanita.

Alih-alih dengan mudah membunuh Osman, para prajurit Osman yang memasuki kastil dengan mudah menangkap tekfur Bielcik karena hanya penjaga yang tersisa. Osman Ghazi menang dalam bentrokan dengan tekfur yang berlangsung di tempat pernikahan di Çakırpınar.

Baca Juga: Tari Darwis, Seni Indah para Sufi yang Populer di Kekaisaran Ottoman

Baca Juga: Surat-Surat Kuno Mengungkap Kisah Cinta Sultan Kekaisaran Ottoman

Baca Juga: 'Petisi Api', Upaya Masyarakat Meminta Keadilan Era Kekaisaran Ottoman

Baca Juga: Tabib Kekaisaran Ottoman Temukan Vaksin Cacar Lebih Dulu dari Eropa

Pengantin wanita yang termasuk di antara para tawanan masuk Islam dengan mengambil nama Nilüfer dan menikah dengan putra Osman Ghazi, Orhan Bey. Dengan demikian, Bilecik, Yarhisar, Inegöl dan Yenişehir secara bertahap ditaklukkan.

"Osman Ghazi menjadikan Yenişehir sebagai ibu kota negara bagian Ottoman. Dia membangun kembali kota-kota yang telah berhasil ditaklukkan," terusnya.

Penaklukan terus ia gencarkan hingga Kerajaan Ottoman mulai berkembang dan menjadi semakin megah. Setelah Seljuk berangsur mundur, Kekaisaran Ottoman mulai berdiri menjadi satu kekuatan besar.

Osman I yang kelelahan karena aktivitasnya yang padat, membuatnya jatuh sakit. Dia meninggal pada tahun 1324 atau 1326 karena serangan asam urat. Saat itu ia berusia 66 atau 68 tahun. Dia memerintah selama 43 tahun.