Dunia Hewan: Kera Besar Sengaja Berputar Agar Dirinya Menjadi Pusing

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 1 April 2023 | 14:00 WIB
Gorila berputar di Taman Nasional Gunung Berapi, Rwanda. Gorila berputar untuk bersenang-senang dan agar dirinya pusing. (University of Warwick/Kusini Safaris)

Nationalgeographic.co.id—Analisis baru dari University of Warwick dan University of Birmingham menunjukkan bahwa manusia bukan satu-satunya primata yang bermain-main dengan pikiran. Rekaman daring menunjukkan bahwa kera besar senang dan sengaja berputar agar dirinya pusing.

Mereka menganalisis 40 video, di antaranya gorila, simpanse, bonobo, hingga orang utan yang berputar di atas tali atau tanaman merambat. Perilaku yang mirip dengan yang sering dilakukan oleh manusia.

Hasil mereka telah diterbitkan di Primates dengan judul "Great apes reach momentary altered mental states by spinning."

Seperti misalnya, balita yang berputar di peralatan taman bermain, bermain komidi putar atau menari berputar-putar secara meditatif. Sampai-sampai para ilmuwan mengeklaim polanya "di luar kebetulan".

Menggantung terbalik atau berputar-putar mengacaukan keseimbangan dari keadaan fisiologis kita dan membuat kita 'mabuk' secara psikologis.

Anak-anak manusia sering bermain-main dengan perasaan ini, dan para ilmuwan berpikir itu membantu persepsi sensorik mereka yang berkembang.

Berputar-putar sampai kita kehilangan kendali dapat memberi kita pelajaran penting tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita bekerja dan bagaimana kita dapat merangsang proses tersebut untuk keuntungan kita sendiri.

Sementara itu, untuk manusia dewasa, berputar sering kali menjadi bagian penting dari tarian, yang dapat meningkatkan suasana hati dan ikatan kelompok orang.

Komidi putar dirancang untuk menantang keseimbangan tubuh manusia. (Daniel Davis, B. Krist/Visit Philadelphia)

Meskipun sangat spekulatif, mungkin saja 'berputar' bisa dengan sengaja mengubah keadaan pikiran kita sebelum kita belajar cara membuat alkohol atau tersandung bahan tumbuhan dan jamur.

"Mungkin ada kaitannya dengan kesehatan mental di sini, karena primata yang kami amati terlibat dalam perilaku ini sebagian besar adalah individu penangkaran, yang mungkin bosan dan mencoba merangsang indra mereka dengan cara tertentu," kata psikolog evolusi Adriano Lameira dari University of Warwick.

"Tapi itu juga bisa menjadi perilaku bermain. Jika Anda berpikir tentang taman bermain anak-anak, hampir semua peralatan taman bermain, ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, dan bundaran atau komidi putar, semuanya dirancang untuk menantang keseimbangan Anda atau mengganggu tubuh."