Nationalgeographic.co.id—Pada tahun 1840, Horatio Southgate, seorang misionaris Kristen berusia 28 tahun dari Amerika Serikat, mengunjungi tanah bekas Konstantinopel—sekarang Istanbul—di era Kekaisaran Ottoman atas perintah uskup agungnya.
Ketika berjalan menyusuri keindahan kota, sontak ia dikejutkan oleh suara meriam yang ditembakkan ke udara pada 8 Desember siang, pertanda bahwa keesokan harinya Ottoman memulai bulan Ramadan.
Melalui tulisan-tulisannya, Southgate membuat pengamatan yang cukup mendetail tentang kehidupan di Istanbul, terutama selama Ramadan. Ia merekam momen yang tak terlupakan sepanjang hidupnya.
Yusuf Kamadan menulis kepada TRT World dalam artikel berjudul How foreigners experienced Ramadan in Ottoman-era Istanbul yang diterbitkan pada 2 April 2022. Ia menggambarkan kesaksian Southgate selama bulan Ramadan di Istanbul.
"Bazar terbuka dan bisnis terus berjalan, meski tidak dengan aktivitas dan semangat yang diinginkan," tulisnya dalam salah satu memoarnya.
Efek berpuasa yang melelahkan dan sifat musim panas yang menekan aktivitas dan usaha sekuler. Semua menjadikan masyarakat Ottoman menjadi fokus membaca Alquran di rumah, saat tidak melakukan aktivitas fisik yang berat.
Perjalanan Horatio Southgate ke Istanbul telah mewujudkan minat lama Barat dalam memahami dunia Timur. Di mata orang Barat, dunia Islam tidak diragukan lagi diwakili oleh Kekaisaran Ottoman selama berabad-abad.
Citra kerajaan Turki yang kuat namun mistis yang dipimpin oleh seorang sultan yang kuat namun baik hati, yang memerintah dari ibu kota Istanbul yang indah. Kabar ini telah menggelitik imajinasi Barat tentang dunia Islam sejak lama, terutama sejak abad ke-16 dan seterusnya.
Karena moda transportasi modern baru seperti kereta api dan kapal uap meningkatkan mobilitas, banyak orang Eropa berbondong-bondong ke tanah Ottoman pada abad ke-18 dan ke-19 untuk memuaskan kerinduan mereka melihat dunia Timur.
"Southgate mengatakan bahwa puasa Ramadan yang bertepatan dengan musim panas sangat berat, terutama bagi para pekerja miskin yang harus bekerja dari pagi hingga sore," imbuh Yusuf.
Berbagi anekdot, Southgate mengatakan bahwa dia pernah menyewa caique bersama dengan dua pendayung untuk mengunjungi desa yang jauh. Para tukang perahu mendayung perahu sepanjang hari dan saat matahari terbenam.