Ketika terbenamnya matahari, saat suara meriam ditembakkan ke udara diikuti dengan suara azan yang dikumandangkan oleh ratusan Muadzin, menandai berakhirnya puasa, mereka mulai berbuka puasa secara serentak.
"Para tukang perahu yang, meskipun tampaknya cukup lelah, telah menarik dayung mereka dengan sabar sehingga kelak waktunya adzan berkumandang, mereka telah bersiap untuk berbuka puasa," aku Southgate.
Baca Juga: Simpan Banyak Misteri, Kuburan Ottoman Tetap Bertahan Ditempa Waktu
Baca Juga: Perjuangan Kaisar Ottoman Hadapi Wabah Black Death selama 600 Tahun
Baca Juga: Mengapa Kekaisaran Ottoman Mengubah Hagia Sophia Menjadi Masjid?
Baca Juga: Mengungkap Pengaruh Agama dalam Struktur Sosial Kekaisaran Ottoman
Tidak ada ekspresi emosi lain selain seruan kegembiraan yang menenangkan, saat suara Muadzin bergulir di sepanjang aliran sungai. Lantas, mereka makan dan minum secukupnya untuk menghilangkan rasa dahaga, kemudian melanjutkan dayung mereka.
Southgate tak lupa menyampaikan suasana penuh warna di Istanbul usai berbuka puasa. Menurutnya, matahari terbenam adalah acara paling menarik hari itu. "Saat matahari terbenam, seluruh populasi Muslim Ottoman tampak tiba-tiba seperti terbangun," terusnya.
Seketika Kota Istanbul menjadi ramai. Sudut jalanan kota dipenuhi dengan kerumunan muslim yang bergegas ke segala arah dalam keaktifan yang tidak biasa, sementara toko roti dikelilingi oleh pelanggan mereka.
Pembuat manisan, di sisi lain, menampilkan makanan mereka yang paling lezat dengan konter berjejer dan didekorasi dengan indah. Suasana siang yang panas dan senyap, seketika berganti ramai riuh setelah adzan berkumandang di sore hari.
"Betapa indahnya Ramadan di Istanbul," kenangnya.