Nationalgeographic.co.id—Hagia Sophia, yang saat ini secara resmi memiliki nama Masjid Raya Hagia Sophia, adalah situs bersejarah penting yang juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO yang berada di distrik Fatih, Provinsi Istanbul, Turki.
Situs tersebut adalah mahakarya abad keenam peninggalan Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur. Saat pertama didirikan, Hagia Sophia dibangun untuk menjadi Katedral Konstantinopel (sekarang Istanbul Turki) bagi Kristen Ortodoks.
Tapi dalam perjalanan sejarahnya, Hagia Sophia telah berulang kali diperebutkan, berulang kali pula berubah fungsi. Mulai dari Kekaisaran Bizantium, Tentara Salib, Kekaisaran Ottoman atau Kesultanan Utsmaniyah hingga saat ini dimiliki Turki.
Hagia Sophia memiliki arti "kebijaksanaan suci" dan saat pertama kali dibangun, monumen tersebut adalah katedral terbesar di dunia.
“Dimensi Hagia Sophia luar biasa untuk struktur apa pun yang tidak terbuat dari baja,” tulis Helen Gardner dan Fred Kleiner dalam buku mereka "Gardner's Art Through the Ages: A Global History."
“Rencananya panjangnya sekitar 270 kaki (82 meter) dan lebar 240 kaki (73 meter). Kubah itu berdiameter 108 kaki (33 meter) dan puncaknya menjulang sekitar 55 meter."
Dengan usianya yang sekitar 1.400 tahun itu, Hagia Sophia telah berfungsi sebagai katedral, masjid, museum dan sekarang kembali menjadi masjid.
Ketika pertama kali dibangun, Konstantinopel adalah ibu kota Kekaisaran Bizantium yang awalnya merupakan bagian timur Kekaisaran Romawi, tapi berlanjut setelah jatuhnya Roma. Kekaisaran ini, secara resmi adalah Kristen Ortodoks.
Babak lain dalam kehidupan Hagia Sophia dimulai pada 1453. Pada tahun itu Kekaisaran Bizantium berakhir, dengan Konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Mehmed II, sultan Kekaisaran Ottoman yang dikenal dengan Muhammad al Fatih.
"Kekaisaran Bizantium telah mengalami kemunduran selama berabad-abad dan pada tahun 1453 Hagia Sophia telah rusak," catat peneliti Elisabeth Piltz dalam buku seri British Archaeological Reports tahun 2005.
Namun demikian, katedral Kristen Ortodoks itu telah memberi kesan kuat pada penguasa Ottoman yang baru, Sultan Muhammad Al Fatih dan mereka memutuskan untuk mengubahnya menjadi masjid.
Sejarah Migrasi Manusia Modern di Indonesia Terungkap! Ada Perpindahan dari Papua ke Wallacea
Source | : | Live Science,Daulah Utsmaniyah |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR