Nationalgeographic.co.id—Di samping isu banyaknya pakaian bekas yang masuk ke Indonesia dan berpotensi menghancurkan industri pakaian lokal, sebenarnya ada isu lain yang lebih besar. Yakni masuknya sampah plastik ke Indonesia, dan ini juga lewat kegiatan impor.
Yang mungkin belum diketahui banyak orang Indonesia, negeri ini ternyata masuk dalam daftar sepuluh negara pengimpor sampah plastik terbanyak di dunia. Berada dalam peringkat ketujuh, Indonesia tercatat mengimpor sebanyak 233.926.536 kilogram sampah sepanjang tahun 2020.
Angka impor sekitar 234.000 ton sampah plastik ini ternyata jauh lebih besar jika dibandingkan dengan angka impor pakaian bekas ke Indonesia.
Selama sepuluh tahun, sejak 2013 hingga 2022, Indonesia telah mengimpor 870,4 ton baju bekas, berdasarkan data yang diperoleh dari laporan statistik impor Badan Pusat Statistik (BPS). Ini jauh lebih kecil dari angka impor sampah plastik tadi yang jarang dibahas para pejabat Indonesia.
Dikutip dari World Economic Forum, setiap tahunnya negara-negara di seluruh dunia menghasilkan sekitar 350 juta metrik ton sampah plastik. Ini setara dengan lebih dari 10 juta truk sampah bermuatan penuh.
Sebagian besar sampah plastik ini dibakar atau dikirim ke tempat pembuangan sampah, sehingga akhirnya mencemari udara, tanah, dan lautan kita. Hanya sebagian kecil dari limbah ini yang didaur ulang, kata Visual Capitalist, dan sekitar 2% diperdagangkan secara internasional.
Sebuah grafik dari Our World in Data, yang menggunakan data dari OECD dan UN Comtrade, mengungkap seberapa banyak sampah plastik yang diperdagangkan secara lintas negara. Grafik itu juga mengungkapkan negara mana saja yang diperkirakan mengekspor dan mengimpor sebagian besar sampah tersebut.
Sepuluh negara pengekspor sampah terbanyak di dunia, secara berurutan, adalah Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Belgia, Prancis, Italia, Slovenia, dan Austria. Mayoritas adalah negara-negara Eropa.
Adapun sepuluh negara pengimpor sampah terbanyak di dunia, secara berurutan, adalah Malaysia, Turki, Jerman, Vietnam, Belanda, Amerika Serikat, Indonesia, "Asia Lain", Polandia, dan Italia. Tiga negara Asia Tenggara masuk dalam daftar ini.
Dengan ekspor limbah plastik yang dilaporkan mendekati empat juta metrik ton setahun, Eropa mengekspor hampir 80% limbah plastik yang diperdagangkan di dunia. Sebagian besar dilaporkan diekspor ke negara-negara Eropa lainnya.
Jerman, sebagai contoh, yang merupakan pengekspor sisa dan limbah plastik terbesar di dunia dengan 854 juta kilogram, bergantung terutama pada Belanda, Polandia, Austria, Swiss, Turki, dan Malaysia untuk mengelola limbah plastik ini.