Toleransi: Liga Inggris Izinkan Pemain Muslim Buka Puasa Selama Laga

By Galih Pranata, Minggu, 26 Maret 2023 | 12:00 WIB
Wesley Fofana, pemain muslim Leicester City, menikmati momen berbuka puasa sejenak setelah laga Liga Inggris dihentikan sejenak selama azan maghrib berkumandang. (BBC Sport)

Nationalgeographic.co.id—Melalui laporan Sky Sports, komite wasit Premier League atau Liga Inggris, mengizinkan sejumlah pamain muslim untuk berbuka puasa selama laga di Bulan Ramadan. Ini merupakan bentuk toleransi terhadap pemain muslim di Inggris.

Bulan Ramadan dengan kewajiban berpuasa bagi umat Islam di dalamnya, menjadi ritus yang dilakukan setiap tahunnya. Haus dan dahaga menjadi tantangan tersendiri selama beribadah, utamanya bagi pesepak bola profesional.

Patut dicatat bahwa sejumlah pemain bintang beragama Islam, termasuk Mohamed Salah dari Liverpool, Riyad Mahrez dari Manchester City, dan N'golo Kante dari Chelsea, diperkirakan akan menjalankan puasa pada Ramadan ini.

Tentu, "bentuk toleransi perlu dimunculkan melihat kondisi mereka yang berpuasa sebelum terbit fajar hingga terbenamnya," tulis responden Daily Sabah dalam artikel berjudul "EPL to allow Muslim players mid-game fast-breaking during Ramadan", terbit pada 22 Maret 2023.

Bulan suci Ramadan menjadi momentum untuk kontemplasi dan introspeksi bagi umat Islam di seluruh dunia, yang dilambangkan dengan puasa, doa, dan solidaritas komunal.

Akibatnya, pemain muslim yang mengikuti pertandingan sore hari selama periode ini harus berbuka puasa setelah matahari terbenam, sehingga akan mengembalikan performa fisik mereka.

Mengamati hal ini, badan wasit telah melembagakan protokol untuk memberikan wewenang kepada ofisial pertandingan untuk mengizinkan jeda singkat dalam permainan, untuk membiarkan cairan, gel energi, atau suplemen lain masuk ke dalam tubuh pemain.

Oleh karenanya, wasit telah diminta untuk mengidentifikasi pemain yang mungkin perlu berbuka puasa selama pertandingan dan mencapai kesepakatan bersama tentang kapan ini harus dilakukan sebelum dimulainya pertandingan.

Sejatinya hal ini telah diuji coba dua tahun lalu—pada tahun 2021—di mana itu terjadi pada pertandingan Leicester City melawan Crystal Palace. Laga dihentikan seketika ketika azan magrib berkumandang.

Hal ini dilakukan untuk memungkinkan para pemain muslim yang terlibat dalam laga tersebut untuk berbuka puasa, dan itu merupakan laga Liga Premier pertama yang menerapkan azas toleransi kepada pemain muslim selama Ramadan.

Baca Juga: Haq Al Laila, Tradisi Menyambut Ramadan yang Penuh Makna Kebersamaan

Baca Juga: Memasuki Bulan Ramadan, Ini Kiat Tetap Sehat dan Bugar Selama Berpuasa

Baca Juga: Bagaimana Strategi Para Pesepak Bola Saat Bermain pada Bulan Ramadan?

"Kedua klub telah menyetujui pra-pertandingan dengan wasit Graham Scott untuk menghentikan permainan, memungkinkan Wesley Fofana dan Cheikhou Kouyate memiliki waktu berbuka puasa sejenak di sisi lapangan," imbuhnya.

Pemain yang diizinkan berbuka puasa sejenak merasa terkesan dengan kebijaksanaan wasit selama laga. Fofana mengungkapkan rasa terima kasihnya di media sosial, mengatakan: "Itulah yang membuat sepak bola indah."

Tentunya ini menjadi bentuk respect dan toleransi yang ditunjukkan oleh badan Liga Premier Inggris terhadap pemain beragama Islam selama mereka berpuasa di bulan Ramadan. Ofisial Liga Inggris telah merancang hal ini sebaik mungkin untuk menunjukkan rasa toleransi beragama di atas lapangan hijau. 

Mohamed Salah, pemain muslim Liverpool asal Mesir, menjalankan puasanya dengan bantuan ahli gizi agar tubuhnya dapat beradaptasi dengan kebutuhan asupan makanan dan cairan selama berpuasa dan bertanding. (Getty Images via Daily Sabah)

"Saat para pesepak bola memperingati bulan penting ini, panduan yang dikeluarkan untuk ofisial pertandingan akan memastikan bahwa mereka dapat terus tampil sebaik mungkin, sekaligus menghormati ketaatan mereka dalam menjalankan agama Islam," terusnya.

Bagaimanapun, sepak bola bukanlah segalanya, dan rasa kemanusiaan atas dasar toleransi adalah hal yang utama di dalamnya. Hal ini kerap ditunjukkan badan penyelenggara Liga Premier Inggris, terutama dalam menyikapi momentum Ramadan.