Kisah Kasim Kekaisaran Tiongkok yang Licik, Korup, dan Haus Kekuasaan

By Sysilia Tanhati, Selasa, 4 April 2023 | 13:39 WIB
Seorang kasim sering dikasihani akibat praktik kebiri yang diterapkan pada mereka. Faktanya, kasim mampu memengaruhi Kaisar Tiongkok. Mereka korup, licik, dan haus kekuasaan sepanjang sejarah Kekaisaran Tiongkok. (Public Domain)

Pada tahun 210 Sebelum Masehi, kasim jahat itu bersekongkol dengan Perdana Menteri Li Si. Mereka memalsukan surat wasiat Qin Shihuang setelah kaisar meninggal secara tak terduga. Tindakan keji itu mengakibatkan Putra Mahkota Fusu dipaksa bunuh diri, sementara adik laki-lakinya Huhai dinobatkan.

2 tahun kemudian, Zhao Gao menyerang Li Si dan membuat perdana menteri dan keluarganya dieksekusi secara mengerikan.

Kasim jahat akhirnya menemui ajalnya ketika dia melakukan kesalahan dengan membunuh Huhai. Ia kemudian mengangkat putra Fusu, Ziying, sebagai kaisar. Sadar akan kejahatan Zhao Gao, Ziying dengan cepat membunuh Zhao sebelum kasim itu berbuat jahat lagi.

Wei Zhongxian, kasim paling korup, jahat, dan sukses dalam sejarah Tiongkok

Dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok, Wei Zhongxian dianggap sebagai kasim paling korup dan jahat yang pernah hidup. Di sisi lain, ia juga merupakan kasim yang paling sukses.

Pada puncaknya, Wei disapa sebagai "Tuan Sembilan Ribu Tahun". Gelar ini menempatkannya di urutan kedua setelah "Tuan Sepuluh Ribu Tahun", yaitu Kaisar Tiongkok.

Selama masa pemerintahan Kaisar Dinasti Ming Tianqi, semua dekrit kekaisaran disampaikan oleh Wei. Juga dikeluarkan atas nama kaisar dan namanya. Begitu hebatnya kekuatannya sehingga kuil-kuil bahkan dibangun atas namanya. Praktik semacam itu secara terbuka melanggar nilai-nilai Konfusianisme dan dianggap tidak dapat dimaafkan.

Di belakang layar, sebagian besar kekuatan Wei Zhongxian berasal dari hubungannya yang dekat dengan Kaisar Tianqi dan Madam Ke. Madam Ke adalah pengasuh kaisar. Tianqi muda sering digambarkan sebagai kaisar yang tidak berminat pada takhta. Ia jauh lebih tertarik pada pertukangan alih-alih masalah kesopanan.

Secara emosional, Tianqi bergantung pada Wei dan Ke karena keduanya adalah teman dekatnya selama masa kecilnya. Beberapa sejarawan bahkan mengeklaim Tianqi menganggap duo penjahat itu sebagai orang tua penggantinya.

Cengkeraman Wei Zhongxian pada kekuasaan dan urusan negara seharusnya bisa berlangsung lama. Dengan catatan: selama Kaisar Tianqi hidup. Namun sang kaisar meninggal secara tiba-tiba pada usia 21 tahun.

Karena kaisar tidak memiliki ahli waris yang masih hidup, saudara laki-laki Tianqi dinobatkan sebagai Kaisar Chongzhen. Sadar akan kejahatan Wei, Chongzhen dengan cepat mengambil tindakan. Pertama-tama ia mengasingkan kasim yang dibenci. Kemudian memerintahkan penjaga kekaisaran untuk menjemputnya untuk hukuman lebih lanjut.

Pada 13 Desember 1627, Wei bunuh diri; dia gantung diri dengan ikat pinggangnya. Chongzhen kemudian mengeksekusi banyak sekutu Wei. Kaisar baru juga menyuruh agar mayat Wei dipotong-potong dan dipajang di desa asal kasim jahat. Itu menjadi peringatan suram bagi semua orang agar tidak meniru kelakuan kasim licik tersebut.