Daftar Permaisuri Kaisar Tiongkok yang Bertangan Besi dan Bijak

By Sysilia Tanhati, Kamis, 30 Maret 2023 | 12:01 WIB
Tidak sekadar mendampingi, permaisuri Kaisar Tiongkok juga berperan dalam politik. Kebijakan mereka dikenang sepanjang sejarah Kekaisaran Tiongkok. (Hubert Vos/Summer Palace)

 

Nationalgeographic.co.id—Seorang permaisuri Kaisar Tiongkok memiliki kuasa untuk memengaruhi politik. Terutama jika ia berasal dari klan yang kuat dan berpengaruh di Kekaisaran Tiongkok. Dalam sejarah Tiongkok, ada beberapa permaisuri yang menorehkan sejarah dan terus diingat sepanjang masa. Berikut kisah hidup mereka selama mendampingi sang Putra Naga atau Kaisar Tiongkok.

Permaisuri Liu (969–1033 Masehi)

Kehidupan permaisuri Dinasti Song Utara Zhangxian Mingsu, nama gadis Liu Er, bak sebuah dongeng. Bahkan di zaman modern, kisah hidupnya yang luar biasa itu menjadi inspirasi serial drama televisi.  

Seorang yatim piatu yang dibesarkan sebagai penyanyi, Liu dijual oleh suami pertamanya ke istana Pangeran Zhao Yuanxiu. Di sana, dia mendapatkan cinta yang tulus dari sang pangeran, yang hanya satu tahun lebih tua darinya.

Zhao Yuanxiu naik takhta pada tahun 997 Masehi sebagai Kaisar Zhenzong. "Kemudian Liu dianugerahi gelar permaisuri "Wanita Cantik" pada tahun 1004 Masehi," tulis Ced Yong di laman Owlcation. Peran penting Liu lainnya ialah mengadopsi dan merawat Zhao Zhen, pangeran yang akan menjadi Kaisar Dinasti Song berikutnya.

Sebagai permaisuri, Liu dihormati karena penilaiannya yang cerdik dan kemampuan manajerialnya. Bahkan dalam 2 tahun terakhir pemerintahan suaminya, dia adalah administrator Dinasti Song yang sebenarnya.

Sepanjang sebagian besar masa pemerintahan putra angkatnya, dia tetap menjadi kekuatan politik yang perlu diperhitungkan. Saat Zhao Zhen naik tahta pada usia 12 tahun, Liu menjadi ibu suri dan memerintah sebagai wakil penguasa. "Menentang protokol, Liu tidak mundur setelah Zhao Zhen mencapai usia dewasa," Yong menambahkan lagi.

Liu Er juga satu-satunya wanita lain dalam sejarah Tiongkok, selain Wu Zetian, yang mengenakan jubah kaisar selama pemujaan leluhur. Namun Liu dikritik selama "masa pemerintahannya" dan seterusnya. Pasalnya, ia tidak mengembalikan kekuasaan kepada putra angkatnya ketika ia dewasa.

Ia memang penguasa yang adil dan terbuka pada kritik. Namun di sisi lain, Liu kadang-kadang juga berpihak pada keluarganya.

Beberapa jurnal juga menegklaim Liu memperdaya Zhao Zhen selama beberapa dekade. Kaisar tidak tahu bahwa Liu bukanlah ibu kandungnya sampai setelah kematiannya.

Seperti wanita berpengaruh dalam sejarah, warisan Permaisuri Liu akan terus menginspirasi sepanjang masa.

Permaisuri Wu Zetian (624–705 Masehi)