Bagaimanapun, dengan kematian Zannanza, rencana Ankhesenamun (dibuat olehnya atau orang lain) gagal, dan Ay mengambil alih.
Baca Juga: Merekonstruksi Wajah Firaun Mesir Kuno yang Memburu Nabi Musa
Baca Juga: Isis, Ibu dari Semua Firaun Mesir Kuno Penyebab Banjir Sungai Nil
Baca Juga: Bagaimana Aleksander Agung, Raja Makedonia, Bisa Menjadi Firaun Mesir?
Baca Juga: Ramses II, Firaun Mesir Kuno Punya Lebih dari 200 Selir dan 100 Anak
Pemerintahan Ay singkat, tidak lebih dari beberapa tahun, dia membangun kuil kamar mayat di Thebes (sekarang Luxor) dan menyiapkan makam untuk dirinya sendiri di Lembah Para Raja.
Akhir pemerintahan Ay juga kontroversial. Penggantinya yang tidak berkerabat, Horemheb (juga dieja Haremhab), menodai makam Ay.
"Ia menghapus nama dan gambar Ay dan istrinya, Tey (juga dieja Tiy)," kata Richard Wilkinson, seorang profesor Egyptology di University of Arizona, menulis dalam bab buku "The Oxford Handbook of the Valley of the Kings" yang diterbitkan Oxford University Press pada 2014.
"Tampaknya ada perebutan kekuasaan antara putra Ay, Nakhtmin dan Horemheb, dan setelah menang, Horemheb perlu menunjukkan bahwa Ay adalah 'hal yang buruk'," kata Dodson.
Selain menodai makam Ay, Horemheb mengeluarkan dekrit yang mencela dia. Dekrit tersebut menggambarkan "periode sebelum pengangkatannya sebagai salah satu kekacauan dan korupsi," kata Dodson.