Analisis Kulit Telur Dinosaurus Mengungkap Nenek Moyang Ayam

By Ricky Jenihansen, Rabu, 5 April 2023 | 12:00 WIB
Dinosaurus Troodon, nenek moyang burung berbagi sarang komunal sekitar 75 juta tahun yang lalu. (Mike/iStock)

Tagliavento mengatakan, mereka berpikir tingkat produksi yang sangat tinggi ini terkait dengan fakta bahwa burung, tidak seperti reptil, memiliki satu ovarium.

"Karena mereka hanya dapat menghasilkan satu telur pada satu waktu, burung harus melakukannya lebih cepat," katanya.

Saat membandingkan hasil ini dengan kulit telur Troodon, para peneliti tidak mendeteksi komposisi isotop yang khas pada burung.

Tagliavento yakin, hal itu menunjukkan bahwa Troodon membentuk telurnya dengan cara yang lebih sebanding dengan reptil modern, dan ini menyiratkan bahwa sistem reproduksinya masih terdiri dari dua ovarium.

Para peneliti akhirnya menggabungkan hasil mereka dengan informasi yang ada mengenai berat badan dan cangkang telur, menyimpulkan bahwa Troodon hanya menghasilkan 4 sampai 6 telur per fase reproduksi.

“Pengamatan ini sangat menarik karena sarang Troodon biasanya berukuran besar, berisi hingga 24 telur”, jelas Tagliavento.

"Kami pikir ini adalah dugaan kuat bahwa betina Troodon bertelur di sarang komunal, perilaku yang kita amati hari ini di antara burung unta modern."

Ini adalah temuan yang sangat menarik, komentar Jens Fiebig. “Awalnya, kami mengembangkan metode isotop rumpun ganda untuk secara akurat merekonstruksi suhu permukaan Bumi dari era geologi masa lalu," katanya.

"Studi ini menunjukkan bahwa metode kami tidak terbatas pada rekonstruksi suhu, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mempelajari bagaimana biomineralisasi karbonat berevolusi sepanjang sejarah Bumi.”