Harald Hardrada, Raja Viking Terakhir dan Pejuang Terhebat di Masanya

By Sysilia Tanhati, Jumat, 7 April 2023 | 16:00 WIB
Harald Hardrada disebut-sebut sebagai pemimpin terakhir Viking. Ia adalah raja sekaligus prajurit terhebat yang menakutkan. (Colin Smith)

Nationalgeographic.co.id—Viking terkenal dengan pemimpin serta prajurit berani dan menakutkan. Sebut saja Ragnar Lobrok, Eric Haraldsson, atau Erik si Merah. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang bisa dibandingkan dengan Raja Viking terhebat di masanya, Harald Hardrada.

Disebut-sebut sebagai Raja Viking yang terakhir, ia adalah raja sekaligus prajurit terhebat yang menakutkan.

Di masanya, Raja Harald Hardrada yang perkasa adalah pejuang yang paling ditakuti di dunia. Pria luar biasa ini menjalani kehidupan yang penuh petualangan. Keberanian dan keterampilan tempurnya membuatnya menjadi komandan militer di Pengawal Varangia dan Kievan Rus.

Harald bertarung dalam pertempuran paling mematikan. Ia kerap melakukan perjalanan ke negeri yang jauh dan dia bertemu dengan banyak orang penting. Hardrada menghabiskan seluruh hidupnya sebagai prajurit profesional.

Dalam cerita rakyat Islandia, Viking Hardrada digambarkan sebagai pahlawan besar. Namun, di balik semua legenda kuno, ia adalah sosok yang sangat kompleks, karismatik, berani, dan banyak akal.

Kisah Harald Hardrada

Kisah paling komprehensif tentang kehidupan Raja Harald Hardrada dapat ditemukan dalam koleksi cerita rakyat raja-raja Norwegia abad ke-13.

Pendeta Jerman Adam dari Bremen juga mendokumentasikan beberapa ekspedisi Raja Hardrada. Ia mengonfirmasi keterampilan militer Viking yang hebat dan reputasi suka berperang sang raja. “Adam menyebut Hardrada sebagai petir dari utara,” tulis Ellen Lloyd di laman Ancient Pages.

Lahir sebagai Harald Sigurdsson di Ringerike, Norwegia, pada 1015, ia adalah anak dari Asta Gudbrandsdatter dan Sigurd Syr. Sigurd Syr adalah Raja Ringerike dan salah satu kepala suku terkaya di Upplands, wilayah di utara Oslo. Setelah kematiannya, dia diberi gelar Hardrada, yang artinya penguasa yang keras.

Dari pernikahan pertamanya, Asta Gudbrandsdatter juga merupakan ibu dari Raja Olaf Haraldsson dari Norwegia. Hardrada sangat mengagumi saudara tirinya, Raja Olaf. Ia menyaksikan kematian sang kakak di pertempuran. Peristiwa ini sangat penting bagi takdir pribadi Hardrada dan mengubah hidupnya. Hardrada setia kepada saudara tirinya sampai akhir hayatnya.

Harald Hardrada bertarung dalam Pertempuran Stiklestad di usia 15 tahun

Ketika berusia 15 tahun, Hardrada terlibat dalam pertempuran pertamanya di bawah komando Raja Olaf. Heimskringla karya Snorri Sturluson menggambarkan apa yang terjadi selama perang Stiklestad. Bisa dikatakan jika ini adalah awal dari kapal induk militer Viking Hardrada.

Pada 1028, terjadi pemberontakan yang membuat Raja Olaf kehilangan takhta Norwegia. Lawannya saat itu adalah Cnut yang Agung, Raja Denmark Inggris dan penguasa salah satu Kerajaan Nordik terbesar.

Raja Olaf, yang telah dibaptis, melakukan yang terbaik untuk mengubah Norwegia menjadi Kristen. Dia juga menghidupkan kembali dan merevisi undang-undang Harald Fairhair, raja yang menyatukan Norwegia pada tahun 872 Masehi. Dia menegaskan pengaruhnya di koloni Atlantik Utara.

Tidak diragukan lagi bahwa Raja Olaf membuat banyak perubahan penting di kerajaannya. Namun Cnut yang Agung punya rencana lain. Dia ingin merebut kembali takhta Norwegia dan Raja Olaf terpaksa diasingkan.

2 tahun kemudian, pada 1030, Raja Olaf kembali ke Norwegia dengan kekuatan lebih 1.400 orang. Hardrada dan 700 ratus prajurit pun turut serta. Bersama-sama mereka melawan pasukan Cnut yang Agung, tetapi pertempuran tidak berakhir dengan sesuai harapan. Raja Olaf terbunuh dan Hardrada terluka parah sehingga terpaksa melarikan diri.

Meskipun dia baru berusia 15 tahun, dia menunjukkan keterampilan bertarung yang sangat baik selama pertempuran.

Snorri Sturluson, penulis Islandia, menggambarkan Harald Hardrada secara fisik lebih besar dari pria lain dan lebih kuat. Penampilannya pasti mengejutkan bagi sebagian orang. Dia dikatakan memiliki rambut dan janggut tipis, dan kumis panjang. Salah satu alisnya terletak agak lebih tinggi dari yang lain. Dia dicatat memiliki tangan dan kaki yang besar dan tingginya bisa mencapai lima ell (1 ell setara dengan 45,72 cm).

Viking Hardrada bergabung dengan Kievan Rus dan Penjaga Varangia

Hardrada berhasil menyeberangi Baltik dengan orang-orang lain yang selamat dari pasukan Olaf yang dikalahkan dalam 1 tahun. Di Rusia, dia mengunjungi kerabat jauhnya Yaroslav I, Pangeran Agung Rus atau Yaroslav sang Bijak.

Pangeran telah membantu Raja Olaf setelah pemberontakan. Karena membutuhkan prajurit yang terampil, dia mempekerjakan Hardrada. Sang prajurit hebat itu pun menjadi kapten pasukan Pangeran Yaroslav dari Kievan Rus. Hardrada melakukan banyak pertempuran untuk Yaroslav sang Bijak.

Setelah menghabiskan beberapa tahun di pasukan Pangeran Yaroslav, Hardrada meninggalkan Kyiv bersama para prajuritnya. Dari situ, ia melakukan perjalanan ke Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium. Tujuannya adalah untuk bergabung dengan Penjaga Varangia yang mewakili resimen infanteri elite Kekaisaran Bizantium.

Penjaga Varangia adalah bangsa Viking yang disewa yang berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di seluruh kekaisaran. Mereka bertempur di Kreta, Italia, dan Asia Kecil.

Prajurit profesional ini sangat dihargai karena keberanian dan kesetiaannya. Selain itu, mereka memiliki keterampilan bertarung yang tinggi dan kemampuan menjalankan perintah secara efisien. Saat bergabung, ia menunjukkan prestasi luar biasa dan menjadi pemimpin Penjaga Varangia.

Sebagai komandan, dia bertempur di tempat-tempat yang jauh seperti Mediterania, Asia Kecil, Sisilia, dan Tanah Suci. “Dia adalah seorang pemimpin militer yang terkenal dan dihormati,” tambah Llyod lagi.

Setelah bergabung, Hardrada memiliki penghasilan yang cukup untuk menikahi putri Yaroslav, Putri Elisaveta (Elisiv). Itu adalah sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya karena terlalu miskin.

Kaya akan pengalaman tempur dan harta, Hardrada kembali ke Skandinavia pada tahun 1046. Dia dengan hati-hati mempersiapkan kampanyenya untuk merebut kembali takhta Norwegia. Cnut yang Agung telah meninggal. Saat itu Magnus I menjadi Raja Norwegia.

Hardrada mencapai kesepakatan untuk membagi kekuasaan Norwegia dengan Magnus I. Ketika Magnus I meninggal, Hardrada menjadi satu-satunya Raja Norwegia. Namun ia tidak puas dan ingin memimpin Denmark.

Maka bersama prajuritnya, Hardrada menjarah Denmark berulang kali. Meski kalah berulang kali, Raja Svein Estridsson tetap berkuasa di Denmark. Pada 1064, Hardrada dan sang raja mencapai kesepakatan damai.

Setelah berhasil menang di pertempuran pertama di Inggris, Hardrada sempat terlena. Ia diserang di Jembatan Stamford. Pertempuran itu menewaskan raja sekaligus pejuang Viking yang paling hebat di masanya. (Peter Nicolai Arbo)

Mengetahui Denmark tidak bisa menjadi miliknya, prajurit Raja Hardrada mencari wilayah lain untuk ditaklukkan. Perhatian Hardrada mengarah ke Inggris.

Pertempuran di Jembatan Stamford dan kematian Raja Hardrada

Setelah kematian Edward sang Pengaku, takhta Inggris diberikan kepada Harold Godwinson. Raja Hardrada bersekutu dengan Tostig Godwinson, saudara laki-laki Harold. Godwinson telah dicabut dari jabatan pendahulu Northumbria oleh Edward pada tahun 1065.

Di awal pertempuran, Hardrada sempat menang. Namun saat menikmati kemenangan itu, Raja Harold, raja Inggris Anglo-Saxon terakhir, menyerang Hardrada di Jembatan Stamford. Hardrada dan Tostig tewas. Kematian Harald Hardrada disebabkan oleh panah yang mengenai lehernya.

Baca Juga: Menyingkap Para Viking yang Kurang Dikenal Tapi Sangat Penting

Baca Juga: Mitos dan Gambaran Bangsa Viking yang Telanjur Kita Percayai

Baca Juga: Mengupas Tuntas Mitos Viking yang Diciptakan oleh Budaya Pop

Baca Juga: Kehidupan Sosial Bangsa Viking, Perempuan Menikah Umur 12 Tahun 

Peristiwa ini cukup ironis. Ia melakukan perjalanan ke negeri yang jauh dan bertempur dalam pertempuran paling mematikan. Namun beberapa hari di tanah asing sambil menikmati kemenangan, ia justru tewas mengenaskan.

Dengan kematian Raja Hardrada, era Viking berakhir. Hardrada adalah seorang penguasa yang keras yang sering menyelesaikan perselisihan dengan kekerasan. Namun pemerintahannya adalah salah satu masa perdamaian dan kemajuan bagi Norwegia.

Dia memajukan agama Kristen di Norwegia dan membangun gereja serta mengirim uskup. Hardrada mengembangkan mata uang Norwegia dan koin yang layak. Kontaknya dengan Kekaisaran Bizantium dan Kyiv membantu Norwegia memperluas perdagangan internasionalnya. Raja Hardrada juga mendirikan ibu kota Oslo.

Sebagian orang mungkin menganggapnya kejam. Namun harus diakui jika Harard Hardrada adalah salah satu Raja Viking terbaik dan terhebat di masanya. Kematiannya menjadi akhir dari era Viking.