Baca Juga: Dianggap Titisan Dewa, Genghis Khan Punya Misi Surga untuk Mendominasi
Baca Juga: Jutaan Pria di Dunia Miliki Kemiripan DNA dengan Genghis Khan
“Pencurian dan perampokan pun tidak pernah terjadi, sehingga rumah-rumah dan gerobak-gerobak, tempat mereka menyimpan harta benda, tidak pernah dikunci ataupun dipalang,” terangnya.
Tidak hanya masyarakat sipil, Kitab yassa juga telah mengatur para pasukan militernya. Setiap prajurit dilarang keras untuk meninggalkan atau mengkhianati rekan-rekannya. Membiarkan seorang rekan yang terluka pun dilarang.
Prajurit juga dilarang melarikan diri sebelum panji-panji mereka dipindahkan. Juga, tidak diperbolehkan merampas sebelum ada perintah dari panglima yang memimpin kesatuan.
Padri Carpini yang bermata tajam, menceritakan bahwa Genghis Khan mengawasi dengan sungguh-sungguh pengamalan isi yassa. Ia menggambarkan orang-orang Mongol sebagai bangsa yang “tidak pernah meninggalkan medan perang selama panji panglima mereka masih tegak, juga tidak pernah ampun jika tertawan.”
Yassa telah menjadi kitab yang paling dipatuhi dan juga dihormati oleh para penduduk Mongol. Boleh jadi, Genghis Khan membuat aturan-aturan ini berdasarkan menarik pelajaran dari tradisi nenek moyangnya dan adat istiadat yang masih berlaku di antara suku-sukunya.
“Kitab Yassa mengatur dan meneguhkan adat istiadat itu serta kewibawaannya yang tak kenal ampun mengikat semua pengikutnya,” pungkas Lamb