Jadi Misteri Sepanjang Masa, di Mana Letak Makam Aleksander Agung?

By Sysilia Tanhati, Selasa, 11 April 2023 | 11:01 WIB
Kisah Aleksander Agung menarik perhatian orang sepanjang masa, termasuk kematian dan lokasi makamnya menjadi misteri hingga kini. (National Archaeological Museum)

Nationalgeographic.co.id—Di usia 32 tahun, Aleksander Agung menaklukkan wilayah yang terbentang dari Balkan hingga Pakistan modern. Ia menjadi penguasa salah satu kerajaan terbesar di dunia kuno. Kisahnya menarik perhatian orang sepanjang masa, termasuk kematian dan lokasi makamnya menjadi misteri hingga kini. Tulisan kuno dan legenda dipelajari, penelitian dilakukan demi mencari tempat peristirahatan terakhir sang penakluk dari Makedonia itu. 

Adakah petunjuk di mana Aleksander Agung dimakamkan?

Jendral besar Makedonia meninggal di Babilonia pada tahun 323 Sebelum Masehi. Kerajaannya runtuh tak lama kemudian ketika para jenderal dan pejabatnya berjuang untuk mendapatkan kendali.

Salah satu jenderalnya, Ptolemaios I, menguasai jasad Aleksander Agung dan membawanya ke Memphis.

Chris Naunton, seorang ahli Mesir kuno, menulis dalam bukunya Searching for the Lost Tombs of Egypt. Catatan sejarah menunjukkan bahwa jenazah Aleksander Agung kemungkinan besar disimpan di Memphis. "Kemudian sebuah makam dibangun di Aleksandria dan jenazahnya dipindahkan ke makam tersebut," tulis Naunton.

Tidak jelas kapan hal ini terjadi, tetapi mungkin dianggap sebagai selama beberapa dekade setelah kematiannya. Pada akhir abad ketiga Sebelum Masehi, makam lain untuk Aleksander, yang dikenal sebagai Sema atau Soma, dibangun di Aleksandria. Ini tampaknya menjadi makam terakhir Aleksander Agung.

Tidak jelas di mana persisnya makam terakhir ini berada. Lokasi makam itu sekarang berada di bawah air. Sejarawan Yunani kuno, Strabo, menunjukkan bahwa makam itu berada di distrik istana. Saat ini, sebagian distrik istana berada di bawah air.

Andrew Erskine, seorang profesor klasik di The University of Edinburgh, juga mencatat ketidakpastian ini. Ia berpendapat bahwa makam Aleksander Agung ada di Aleksandria. Namun di mana tepatnya, tidak ada yang tahu.

Naunton mengatakan bahwa ada kemungkinan besar bahwa makam Aleksander Agung tidak akan ditemukan. Pasalnya, makam tersebut mungkin tidak bertahan sampai batas tertentu. "Berabad-abad kehancuran buatan manusia dan alam, serta kehadiran kota modern yang sepenuhnya menutupi kota kuno memastikan hal itu," kata Naunton.

Bahkan jika sisa-sisa makam ditemukan, tidak mungkin untuk mengidentifikasi makam itu sebagai milik Aleksander Agung. Teks sejarah memberikan sedikit informasi tentang tampilan makan Aleksander Agung. Sehingga prasasti di makam mungkin diperlukan untuk mengidentifikasinya.

Meskipun lokasi makam terakhirnya tidak diketahui, ada dua lokasi lain di mana jasad Aleksander Agung mungkin pernah ditempatkan. Salah satunya di sebuah makam di timur Aleksandria yang dikenal sebagai makam pualam. Ini dipercaya sebagai makam tempat Aleksander disimpan setelah tubuhnya pertama kali dipindahkan ke Alexandria. Tampaknya berasal dari sekitar abad ketiga Sebelum Masehi dan beberapa bagian desainnya serupa ke makam kuno lainnya di Makedonia.

Selain itu, ada sarkofagus yang dibangun untuk Nectanebo II. Ia adalah firaun yang terpaksa melarikan diri dari Mesir sekitar tahun 343 Sebelum Masehi ketika orang Persia menyerbu. Dibawa ke Memphis dari Babel, sekarang sarkofagus itu disimpan di British Museum di London.

Andrew Chugg di artikel yang diterbitkan di majalah Egyptology Kmt, berargumen mengapa sarkofagus ini menyimpan tubuh Aleksander untuk sementara. Dia mencatat kisah kuno yang mengungkapkan bahwa Nectanebo II adalah ayah dari Aleksander Agung. Meskipun cerita tersebut kemungkinan fiksi, ini menunjukkan hubungan antara Nectanebo II dan Aleksander, tulis Chugg.

Selain itu, Chugg telah mengidentifikasi sebuah blok batu dengan perisai bintang, simbol yang terkait dengan Aleksander. Blok batu itu sekarang berada di museum batu St Apollonia di Venesia, Italia. Ia meyakini bahwa blok batu tersebut sebagai bagian dari sarkofagus.

"Itu sangat cocok dengan sisi panjang sarkofagus Nectanebo II," kata Chugg.

Andrew Chugg berpendapat bahwa sarkofagus Nectabo II pernah digunakan untuk menyimpan jenazah Aleksander Agung untuk sementara. (Jona Lendering)

Beberapa sarjana percaya bahwa makam terakhir akan ditemukan. Chugg telah mengidentifikasi beberapa daerah di Alexandria yang menjanjikan. Zahi Hawass, mantan menteri di Mesir, mengatakan bahwa menurutnya makam itu terletak di permakaman Latin di El-Shatby, di Aleksandria.

Jenazah yang menyebabkan pertikaian

Kehidupan Aleksander Agung mengundang minat banyak orang sepanjang sejarah. Bahkan setelah mati pun, jenazahnya jadi penyebab perang berkepanjangan.

Baca Juga: Era Helenistik, Warisan Aleksander Agung yang Berharga di Dunia Kuno

Baca Juga: Sang Legenda dari Dunia Kuno, Ini Daftar Pencapaian Aleksander Agung

Baca Juga: Kemiripan antara Dewa Yunani Kuno Heracles dan Aleksander Agung

Baca Juga: Bagaimana Aleksander Agung, Raja Makedonia, Bisa Menjadi Firaun Mesir? 

Tak lama setelah kematiannya di Babilon, kekacauan merebak. Ia tidak menyebutkan penerus yang jelas dan orang Makedonia berdebat tentang nasib kekaisaran. Ini pun menimbulkan pertikaian dan perebutan kekuasaan di antara jenderal-jenderal besarnya.

Jasad Aleksander Agung merupakan jimat yang mewakili otoritas dan legitimasi di dunia baru pasca-kematiannya. Jadi, siapa pun yang mengendalikan jenazah tersebut, memegang kekuasaan besar di kerajaannya yang besar itu.

Pada akhirnya, jasad Aleksander berhasil dicuri oleh Ptolemaios. Ia pun menunjukkan pada dunia akan hubungan dekatnya dengan sang penakluk dari Makedonia itu. Hasilnya, Ptolemaios dan keturunannya menguasai Mesir selama 275 tahun. Dinasti Ptolemaik itu berakhir di bawah kepemimpinan Cleopatra VII.

Setelah memiliki jasad Aleksander Agung, Ptolemaios menyiapkan makam megah di Aleksandria. Konon peziarah dari jauh akan melakukan perjalanan ke Aleksandria dan melihat makamnya yang menakjubkan.