Dengan kata lain, pembelajaran gajah asia ini untuk mengupas pisang adalah dengan metode observasional dari manusia--mempelajari danri pengamatan. Beberapa penelitian bahkan melaporkan, gajah dapat menafsirkan gerakan manusia, bahkan mengklasifikasikan orang ke dalam kelompok etnis.
Mengupas pisang pada gajah adalah perilaku manipulasi yang kompleks. Hanya dari manusia atau hewan lainnya seperti monyet yang punya perilaku ini. Sehingga, apa yang dilakukan Pha terbilang unik, menurut para peneliti.
Baca Juga: Dunia Hewan: Gajah Tidak Pernah Kawin dengan Saudara Kandungnya
Baca Juga: Dunia Hewan: Spesies Baru Nyamuk Raksasa Ditemukan di Kamboja
Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim: Konflik Manusia dengan Satwa Liar Meningkat
Baca Juga: Melarang Penggunaan Plastik Sekali Pakai demi Menyelamatkan Gajah
Sebelumnya, dalam penelitian tahun 2011, penelitian lain mendapati bahwa gajah bisa belajar perilaku menolong. Dengan belalainya, gajah bisa menawarkan bantuan. Perilaku unik ini diterbitkan di jurnal PNAS.
Temuan ini menunjukkan bahwa gajah secara keseluruhan memiliki kemampuan kognitif yang mengejutkan, dan keterampilan manipukatif yang mengesankan, terang para peneliti. "Gajah memiliki keterampilan belalai yang luar biasa dan perilaku mereka dibentuk oleh pengalaman," lanjut Brecht.
Lebih lanjut, yang membuat para peneliti bertanya-tanya: apakah kebiasaan ini bisa diwariskan ke dalam keluarga gajah? Pertanyaan ini menarik untuk diteliti lagi di masa mendatang, mengingat kepintaran spesies yang ramah bagi manusia ini.