Pang Pha si Gajah Asia Pintar di Jerman yang Bisa Kupas Pisang Sendiri

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 13 April 2023 | 19:29 WIB
Pang Pha, gajah asia betina di Kebun Binatang Berlin mampu mengupas pisang. Kemampuan ini terbilang kompleks bagi gajah. (Kaufmann, L et.al (2023))

Nationalgeographic.co.id—Gajah bisa belajar dengan cepat dari perilaku di sekitarnya. Ada banyak yang harus diketahui tentang apa saja yang telah gajah pelajari, terlebih mereka akrab dengan manusia.

Baru-baru ini, penelitian dari makalah di Current Biology mengungkap perilaku gajah yang kemngkinan besar dipelajari dari perilaku manusia. Mereka bisa mengupas pisang. Fenomena ini langka. Meski gajah memang suka pisang, tetapi tidak mengupasnya terlebih dahulu seperti yang dilakukan manusia.

"Kami menemukan perilaku yang sangat unik," kata Michael Brecht, salah satu peneliti dari Humboldt-Universität zu Berlin, Jerman. Brecht dan timnya mendapati gajah asia betina bernama Pang Pha di Kebun Binatang Berlin menghancurkan pisang berkulit coklat, kemudian mengocok dan mengumpulkan ampasnya. Lalu, kulit pisangnya dibuang.

Pang Pha seperti gajah lainnya, hanya suka pisang berkulit hijau atau kuning utuh. Dia akan menolak langsung pisang kulit coklat. Akan tetapi, ketika pisang kuning dengan bintik-bintik coklat--matang, dia akan memakannya dengan mengupasnya terlebih dulu.

Kemungkinan besar Pha mempelajari perilaku yang tidak biasa dari pengasuhnya, ketika mengupas kulit pisang untuknya, terang Bercht dan tim dalam makalah. Mereka menyimpulkan, kemampuan gajah asia seperti ini menunjukkan adanya kemampuan kognitif dan manipulaitf khusus.

"Apa yang membuat pengupasan pisang Pang Pha begitu unik adalah kombinasi dari beberapa faktor--keterampilan, kecepatan, individualitas, dan diduga berasal dari manusia--bukan satu elemen perilaku," lanjut Brecht di Science Daily.

Brecht dan rekan-rekan penelitiannya mendapat informasi bakat tidak biasa gajah asia ini dari Kebun Binatang Berlin. Mereka melakukan percobaan di kebun binatang untuk memastikan laporan itu.

Awalnya, mereka bingung dengan asal bakat gajah asia ini mengupas pisang. Mereka membawakan pisang dengan kualitas baik berwarna kuning dan hijau untuk Pha. Dia tidak mengupasnya.

"Hanya ketika kami memahami bahwa dia hanya mengupas pisang kuning kecokelatan, proyek kami berhasil," kata Brecht. Sahabat bisa melihat video bagaimana Pha mengupas kulit pisang di sini.

Dengan pisang matang dengan warna kuning kecoklatan ditawarkan kepada sekelompok gajah asia, Pha mengubah perilakunya. Dari yang hanya memakan langsung tanpa mengupas, ia memakan beberapa setelah dikupas, kemudian menyimpan sisanya untuk dikupas nanti.

Perbandingan hasil kupasan manusia dan gajah. Pang Pha belajar mengupas pisang kemungkinan dari penjaga manusianya di kebun binatang. (Kaufmann, L et.al (2023))

Dari sini, perilaku pengupasan pisang oleh Pha diperkirakan oleh penjaga manusianya. Memang, penjaga tidak mengajarinya secara langsung, tetapi pisang yang diberikan untuk gajah asia itu makan kondisinya sudah dikupas.

Dengan kata lain, pembelajaran gajah asia ini untuk mengupas pisang adalah dengan metode observasional dari manusia--mempelajari danri pengamatan. Beberapa penelitian bahkan melaporkan, gajah dapat menafsirkan gerakan manusia, bahkan mengklasifikasikan orang ke dalam kelompok etnis.

Mengupas pisang pada gajah adalah perilaku manipulasi yang kompleks. Hanya dari manusia atau hewan lainnya seperti monyet yang punya perilaku ini. Sehingga, apa yang dilakukan Pha terbilang unik, menurut para peneliti.

Baca Juga: Dunia Hewan: Gajah Tidak Pernah Kawin dengan Saudara Kandungnya

Baca Juga: Dunia Hewan: Spesies Baru Nyamuk Raksasa Ditemukan di Kamboja

Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim: Konflik Manusia dengan Satwa Liar Meningkat

Baca Juga: Melarang Penggunaan Plastik Sekali Pakai demi Menyelamatkan Gajah

Sebelumnya, dalam penelitian tahun 2011, penelitian lain mendapati bahwa gajah bisa belajar perilaku menolong. Dengan belalainya, gajah bisa menawarkan bantuan. Perilaku unik ini diterbitkan di jurnal PNAS.

Temuan ini menunjukkan bahwa gajah secara keseluruhan memiliki kemampuan kognitif yang mengejutkan, dan keterampilan manipukatif yang mengesankan, terang para peneliti. "Gajah memiliki keterampilan belalai yang luar biasa dan perilaku mereka dibentuk oleh pengalaman," lanjut Brecht.

Lebih lanjut, yang membuat para peneliti bertanya-tanya: apakah kebiasaan ini bisa diwariskan ke dalam keluarga gajah? Pertanyaan ini menarik untuk diteliti lagi di masa mendatang, mengingat kepintaran spesies yang ramah bagi manusia ini.