Selain Xi Shi yang cantik, Yue juga menghadiahkan banyak harta kepada pejabat penting Wu. Tujuannya agar pejabat itu terus berusaha mengasingkan Wu Zixu dan Raja Fu Chai. Taktik itu pun berhasil. Beberapa tahun kemudian, Wu Zixu dituduh melakukan pengkhianatan. Oleh karena itu, dia terpaksa bunuh diri di bawah komando Raja Fu Chai.
Setelah kematian Wu Zixu, Sun Tzu juga menghilang.
Dalam beberapa dokumen sejarah, Sun Tzu hidup dalam pengasingan. Sementara di dokumen lain, dia dijatuhi hukuman mati oleh Raja Fu Chai pada waktu yang sama.
Namun, jelas bahwa Sun Tzu tidak pernah meninggalkan Negara Bagian Wu, negara tempat dia mengabdi dan berkontribusi. Di tempat yang sama, dia bertemu dan menguburkan sahabatnya.
Sun Tzu mengatur ulang dan menulis banyak risalah militer selama masa pengasingannya. Namun, buku Art of War yang terkenal adalah satu-satunya yang dilestarikan dan disebarluaskan dalam sejarah Tiongkok.
Hanya sekitar 10 tahun setelah kematian Wu Zixu dan kepergian Sun Tzu, Raja Yue memimpin pasukannya untuk menyerang Wu. Ia pun meraih sukses luar biasa setelah bertahun-tahun mengatur strategi.
Raja Fu Chai bunuh diri dan Kerajaan Wu yang kuat pun hancur. Peristiwa ini mengawali Periode Negara Berperang di Kekaisaran Tiongkok.
The Art of War
The Art of War adalah panduan sistematis untuk strategi dan taktik untuk penguasa dan komandan. Buku tersebut membahas berbagai manuver dan pengaruh medan pada hasil pertempuran.
Baca Juga: Berkat Strategi Sun Tzu, Kubilai Khan Taklukkan Kekaisaran Tiongkok
Baca Juga: Konspirasi yang Menewaskan Yu Qian, Pejabat Setia Kekaisaran Tiongkok
Baca Juga: Wu Ding, Raja yang Bawa Kemakmuran bagi Dinasti Shang Tiongkok
Baca Juga: Fuji An: Raja Tiongkok Biseksual Terlalu Royal yang Dikhianati
“Ini menekankan pentingnya informasi yang akurat tentang kekuatan musuh, disposisi dan penyebaran, serta pergerakan,” tulis Kathleen Kuiper di laman Britannica. Semua itu diringkas dalam aksioma “Kenali musuh dan kenali dirimu sendiri, maka kamu bisa bertarung dalam seratus pertempuran tanpa bahaya kekalahan.”
The Art of War juga menekankan ketidakpastian pertempuran dan penggunaan strategi dan taktik yang fleksibel.
Karya yang menekankan pada pentingnya hubungan erat antara pertimbangan politik dan kebijakan militer memengaruhi beberapa ahli strategi modern. Mao Zedong dan komunis Tiongkok mencontoh banyak taktik dari The Art of War. Mereka menggunakan taktik itu dalam melawan Jepang dan Nasionalis Tiongkok.
Selama hidupnya, Sun Tzu berjasa bagi Negara Wu. Bahkan setelah kematiannya, karyanya terus dipraktikkan dan namanya dikenang sebagai ahli strategi militer terhebat di Kekaisaran Tiongkok.