Jalan Berliku Istana Kekaisaran Tiongkok Dipamerkan untuk Publik

By Sysilia Tanhati, Selasa, 18 April 2023 | 16:00 WIB
Pembakaran, kasim pencuri, invasi militer: perjalanan berliku Kota Terlarang dari istana kekaisaran Tiongkok menjadi museum. (Kit Sanchez/Pexels)

“Ini bukan hanya keajaiban Tiongkok, tapi juga harta seluruh dunia. Jika dihancurkan, maka Tiongkok akan kehilangan arsitektur kuno yang begitu megah dan menjadi bahan tertawaan semua negara lain. Bagaimana kita tega menghancurkan istana dengan sejarah ratusan tahun hanya untuk memuaskan keinginan egois segelintir orang?”

Setelah telegram ini diterbitkan di sebuah surat kabar, masyarakat menyatakan dukungannya untuk Wu. Kota Terlarang pun berhasil diselamatkan.

Artefak Kekaisaran Tiongkok menjadi milik pemerintah republik

Pada Oktober 1924, panglima perang Feng Yuxiang meluncurkan Kudeta Beijing dan berhasil menguasai kota. Pada bulan November tahun itu, Feng mengusir Puyi dan keluarganya dari istana dan mengubah kesepakatan pemerintah dengan mereka. Keluarga Dinasti Qing hanya diizinkan untuk mengambil barang-barang pribadi mereka. Sedangkan artefak istana yang tersisa ditetapkan sebagai milik pemerintah.

Baca Juga: Kisah dan Warisan Konfusius, Filsuf Terkenal dari Kekaisaran Tiongkok

Baca Juga: Sun Tzu, Ahli Strategi Militer Terkemuka dari Kekaisaran Tiongkok

Baca Juga: Xiongnu, Kekaisaran Nomaden Pertama yang Multietnik di Stepa Mongolia

Baca Juga: Konspirasi yang Menewaskan Yu Qian, Pejabat Setia Kekaisaran Tiongkok

Pada tanggal 6 November 1924, pemerintah mengorganisir Komite Likuidasi Rumah Tangga Qing. Itu adalah sebuah komite khusus untuk disposisi harta kekaisaran. Panitia segera mulai menyiapkan katalog koleksi kekaisaran. 9 bulan kemudian, panitia menerbitkan inventaris 28 jilid, yang berjumlah lebih dari 1,17 juta buah artefak.

Pada tanggal 10 Oktober 1925, Kota Terlarang secara resmi diubah menjadi museum publik. Namanya diubah menjadi Museum Istana. Selama 23 tahun berikutnya, Museum Istana berdampingan dengan Museum Pemerintah di dalam bekas rumah kaisar. Keduanya kemudian digabungkan pada tahun 1948.

Sebagian besar koleksi dievakuasi ke Nanjing di bawah ancaman invasi Jepang dari tahun 1933 dan seterusnya. Sekitar 3.000. artefak berakhir di Taiwan ketika kaum Nasionalis mundur ke pulau itu. Setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, pemerintah menginventarisasi artefak dan merenovasi museum.

Saat ini, Museum Istana telah menjadi objek wisata yang wajib dikunjungi. Setiap tahun, jutaan pengunjung datang untuk menikmati kekayaan sejarah dan budaya yang dipamerkan.

Setelah melewati jalan berliku, dari kasim pencuri hingga invasi militer, harta berharga Kekaisaran Tiongkok pun dipamerkan untuk publik.