Nationalgeographic.co.id—Pada 1660-an, Misionaris Serikat Yesus Adam Schall von Bell tengah mencari penggantinya. Saat itu, ia menjadi presiden biro matematika di Kekaisaran Tiongkok.
Ferdinand Verbiest terpilih menjadi penerusnya dan segera dipanggil untuk mengisi posisinya di Beijing. Kelak Verbiest dikenal sebagai ahli matematika dan astronomi kepercayaan Kaisar Tiongkok Kangxi. Bagaimana kisahnya?
Bergabung dengan Ordo Serikat Yesus
Ferdinand Verbiest adalah putra dari Judocus Verbiest dan Ann Van Hecke. Verbiest menghabiskan 4 tahun belajar di Jesuit College di Kortrijk. Ia kemudian mengikuti ujian untuk masuk ke Serikat Yesus, ordo dalam Gereja Katolik Roma.
Setelah menunjukkan kecemerlangannya, Verbiest diterima di ordo pada 2 September 1641 dan mengucapkan kaulnya pada 4 September 1643.
Setelah mengambil sumpahnya, Verbiest dikirim kembali ke Leuven. Di sana, ia mempelajari matematika dan filsafat selama 2 tahun.
“Di perguruan tinggi, Verbiest diajar oleh salah satu matematikawan terbaik,” tulis J J O'Connor di laman MacTutor History of Mathematics. Di saat yang sama, ia juga belajar tentang astronomi.
Setelah studinya di Leuven, Verbiest dikirim untuk mengajar di Jesuit College di Kortrijk.
Pada tahap ini, dia tertarik untuk pelayanan misionaris dan mengajukan diri untuk dikirim ke Amerika sebagai misionaris pada 1645.
Permintaannya ditolak tetapi dia tidak menyerah dan dia melamar lagi pada bulan Februari 1647. Lagi-lagi permintaannya ditolak.
Baru pada Mei 1647 permintaan ketiganya disetujui dan dia ditugaskan ke misi ke New Biscay di Meksiko.
Dia pergi ke Spanyol untuk berlayar ke Meksiko tetapi otoritas Spanyol tidak mengizinkan dia untuk berangkat. Alasannya adalah sudah terlalu banyak misionaris di Meksiko.
Dikirim ke Kekaisaran Tiongkok
Setelah menyelesaikan studi teologi, Verbiest ditahbiskan sebagai imam dan menyelesaikan studinya di Seville pada tahun 1655.
Saat itu sekali lagi otoritas Spanyol tidak mengizinkannya untuk berangkat ke Meksiko. Ia pun mengubah rencana dan berharap untuk menjadi misionaris di Kekaisaran Tiongkok.
Akhirnya, pada musim semi tahun 1659 Verbiest menjadi salah satu dari 14 misionaris yang diizinkan memasuki Kekaisaran Tiongkok dari Makau. Tugas pertama Verbiest adalah menjadi pengkhotbah di Provinsi Shaanxi.
Pada 1660, Misionaris Serikat Yesus Johann Adam Schall von Bell memanggil Verbiest untuk datang ke Beijing dan bertindak sebagai asistennya. Ia mengepalai Observatorium Kekaisaran dan Biro Matematika.
Verbiest tiba di Beijing untuk mengambil posisi ini pada 6 Juni 1660. “Saat itu Schall sangat mendukung Kaisar Shunzhi dan memiliki otoritas yang cukup besar di kekaisaran,” tambah O’Connor.
Namun situasi mulai berubah ketika kaisar meninggal. Saat itu, empat wali penguasa mengambil alih kekuasaan untuk menjalankan kekaisaran mewakili Kaisar Kangxi yang baru berusia 7 tahun.
Yang Guangxian, salah satu wali, mengajukan tuntutan terhadap Schall. Dia menuduhnya karena menggunakan posisinya untuk mempromosikan agama Katolik.
Dia mengeklaim bahwa Schall telah membuat kesalahan matematis dalam prediksi astronomi tertentu.
Akibat tuduhan tersebut, Schall, Verbiest dan delapan orang lainnya ditahan di penjara dengan rantai. Pada akhir Desember 1664 semuanya dinyatakan bersalah.
Schall dijatuhi hukuman mati. Sementara Verbiest dan dua lainnya masing-masing dijatuhi hukuman 100 pukulan tongkat dan harus pergi dari kekaisaran.
Namun, mereka diselamatkan oleh serangkaian gempa bumi yang melanda Beijing pada bulan April 1665. Gempa tersebut menyebabkan kebakaran di istana kekaisaran.
Peristiwa ini dipandang sebagai hukuman ilahi atas vonis dan hukuman yang lebih ringan pun dijatuhkan. Beberapa misionaris diasingkan ke Kanton, tetapi Verbiest diizinkan untuk tetap tinggal di Beijing.
Yang Guangxian sekarang mengambil alih posisi Schall.
Pada 1667 Verbiest ditempatkan di bawah tahanan rumah. Situasi itu memberinya kesempatan untuk bekerja sebagai ahli matematika dan astronom.
Pada 1668, dia diberi kesempatan untuk menunjukkan keahliannya sebagai ahli matematika dan astronom di kekaisaran. Verbiest bisa menunjukkan kesalahan pada kalender 1669 yang dibuat oleh Yang Guangxian dan asistennya.
Setelah itu, Verbiest diangkat menjadi Direktur Observatorium Kekaisaran dan kepala Biro Matematika.
Baca Juga: Cara Kaisar Tiongkok Yongzheng Memberantas Korupsi di Pemerintahannya
Baca Juga: Mengapa Seorang Kaisar Tiongkok Mempunyai Lebih dari Satu Nama?
Baca Juga: Sun Tzu, Ahli Strategi Militer Terkemuka dari Kekaisaran Tiongkok
Baca Juga: Kisah dan Warisan Konfusius, Filsuf Terkenal dari Kekaisaran Tiongkok
Situasi makin menguntungkan, terutama karena wali penguasa sudah dibubarkan dan Kaisar Kangxi mengambil alih kekuasaan. Saat itu sang kaisar telah berusia 15 tahun.
Verbiest menjadi guru bagi Kaisar Kangxi, misionaris sekaligus penemu yang luar biasa
Selama beberapa tahun berikutnya, Verbiest menggunakan keahliannya sebagai ahli bahasa. Ia menguasasi bahasa Manchu, Latin, Jerman, Belanda, Spanyol, Italia, dan Tartar. Dia menjadi guru bagi Kaisar Kangxi untuk geometri, filosofi, dan musik.
Sebagai misionaris, Verbiest juga menjelaskan tentang ajaran Katolik kepada Kaisar. Hasilnya, kaisar mengizinkannya untuk memberitakan agama Katolik di semua wilayah di bawah pemerintahannya.
Sebagai Direktur Observatorium Kekaisaran, dia membangunnya kembali pada tahun 1673. Verbiest memiliki enam instrumen baru yang dibuat sesuai desainnya sendiri untuk menggantikan instrumen.
Verbiest pun menghasilkan 16 jilid karya Disclosure on the Newly-Built Astronomical Instruments in the Observatory pada tahun 1674. Di tahun yang sama, misionaris Serikat Yesus itu menghasilkan peta seluruh dunia.
Verbiest juga seorang penemu dengan banyak ide luar biasa. Mobil bertenaga uapnya dirancang untuk Kaisar Kangxi.
Di saat yang sama, Verbiest juga menjadi pemimpin dari semua misi Ordo Serikat Yesus di Kekaisaran Tiongkok.
Pada 13 Februari 1687 Verbiest jatuh dari kudanya dan harus menghabiskan waktu di tempat tidur. Peristiwa itu menandai awal dari penurunan kesehatannya.
Pada 25 Januari 1688 dia mengalami demam yang sangat tinggi. Sang astronom meninggal pada 28 Januari 1688 dan pemakamannya diadakan pada 11 Maret.
Prestasinya yang luar biasa diakui dalam beberapa cara. Kekaisaran Tiongkok memberinya gelar luar biasa "terpelajar dan rajin" dalam keputusan kekaisaran 19 Mei 1689. Belakangan, sebuah patung didirikan di kota asalnya Pittem.
Pengetahuannya yang luar biasa dan rasa ingin tahu Kaisar Kangxi yang besar membuat keduanya menjalin hubungan yang akrab. Kaisar Kangxi pun tidak segan untuk memberinya penghargaan dalam bidang astronomi.
Bahkan untuk menghormati Verbiest, Kaisar Kangxi mengeluarkan Dekrit Toleransi Tiongkok pada tahun 1692.
Kaisar secara resmi mengizinkan penyebaran agama Katolik di Kekaisaran Tiongkok. Namun sejumlah kontroversi menyebabkan kegagalan misi Ordo Serikat Yesus di Kekaisaran Tiongkok.
Peninggalan Ferdinand Verbiest masih berdiri tegak di Beijing. Namun namanya perlahan mulai terlupakan.