Afrika
Negara-negara Afrika seperti Maroko, Mesir, Tunisia, Somalia, Afrika Selatan, Nigeria, dan beberapa lainnya, merayakan Idulfitri dengan cara yang sama.
Mereka menunaikan sholat subuh di masjid setempat sebelum berkumpul bersama keluarga besar, pada saat itulah kuliner tradisi setempat turut meramaikan cita rasa Idulfitri.
Di Maroko, pakaian tradisional dikenakan oleh pria dan wanita, dan panekuk Maroko adalah makanan pokok sarapan.
Sajian itu hadir bersama dengan teh mint mereka yang terkenal, sedangkan di Somalia, Halvo adalah makanan penutup hari itu.
Di Mombasa, muslim menandai sepuluh hari terakhir Ramzan (dikenal sebagai Kumi la mwisho) dengan festival jalanan sebagai ajang bersosialisasi.
Festival itu dibuka pada malam hari usai berbuka puasa. Pada acara ini orang-orang membeli hadiah untuk teman dan keluarga.
Selama Idulfitri, para pendongeng juga berkeliaran di jalanan. Mereka menghibur anak-anak dengan cerita rakyat.
Islandia
Menjelang perayaan Idulfitri, umat Islam di Islandia juga melakukan puasa senja hingga fajar selama Ramzan.
Di puncak musim panas, matahari tetap berada di langit lebih lama dari biasanya. Matahari terbenam di tengah malam dan kembali terbit dua jam kemudian.
Artinya, umat Islam yang tinggal di Islandia diharuskan berpuasa hingga 22 jam sehari.