Ganja Membuat Cacing Menjadi Lebih Lapar dan Makan Lebih Banyak

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 22 April 2023 | 10:00 WIB
Gambar cacing yang direkayasa secara genetik dengan bahan kimia ganja sehingga neuron dan otot tertentu berpendar. (Stacy Levichev)

Nationalgeographic.co.id - Kemampuan ganja untuk meningkatkan konsumsi makanan telah dikenal selama berabad-abad. Ganja terkenal karena dapat membuat seseorang menjadi lebih lapar dan makan lebih banyak. Akan tetapi ternyata efek tersebut, menurut penelitian terbaru, juga terjadi pada cacing nematoda (C. elegans).

Ganja tidak hanya membuat penggunanya ingin makan lebih banyak, tetapi juga membuat mereka mendambakan makanan yang paling enak dan berkalori tinggi.

Selain memproduksi hyperphagia, cannabinoid pada ganja dapat memperkuat preferensi yang ada untuk sumber makanan yang padat kalori dan enak secara rasa, sebuah fenomena yang disebut amplifikasi makan hedonis.

Efek ini dihasilkan dari aksi cannabinoid yang berasal dari tumbuhan yang meniru ligan endogen yang disebut endocannabinoid.

Sekarang sebuah studi baru di oleh ilmuwan University of Oregon di Eugene menunjukkan bahwa cacing nematoda (C. elegans) yang dipelajari dengan baik bereaksi terhadap bahan kimia ganja yang dikenal sebagai cannabinoid dengan cara yang persis sama.

“Cannabinoids membuat nematoda lebih lapar akan makanan favoritnya dan kurang lapar akan makanan yang tidak disukainya,” kata Shawn Lockery dari University of Oregon di Eugene.

“Dengan demikian, efek cannabinoid pada nematoda sejajar dengan efek mariyuana pada nafsu makan manusia."

Makalah tersebut telah dipublikasikan dengan di Current Biology pada 20 April. Jurnal tersebut diterbitkan dengan judul  "The conserved endocannabinoid anandamide modulates olfactory sensitivity to induce hedonic feeding in C. elegans" yang bisa diperoleh secara daring.

“Nematoda menyimpang dari garis keturunan yang mengarah ke mamalia lebih dari 500 juta tahun yang lalu,” tambahnya.

“Sungguh luar biasa bahwa efek cannabinoid pada nafsu makan bertahan selama waktu evolusi ini.”

Lockery menjelaskan bahwa studi baru tersebut terinspirasi pada tahun 2015, ketika ganja menjadi legal di Oregon.

“Pada saat itu, laboratorium kami di University of Oregon sangat terlibat dalam menilai preferensi makanan nematoda sebagai bagian dari penelitian kami berdasarkan pengambilan keputusan ekonomi berbasis saraf,” kata Lockery.