Nasib Benteng Kuno Sigiriya setelah Ditinggal Mati Raja Kashyapa

By Sysilia Tanhati, Selasa, 25 April 2023 | 07:00 WIB
Benteng kuno Sigiriya sempat menjadi istana dan ibu kota kerajaan di Sri Lanka. Namun bagaimana nasibnya setelah pendirinya, Raja Kashyapa, meninggal? (Himalamarasinghe)

Dari bahasa Sri Lanka Pali, kronik itu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Berdasarkan ini dan teks lainnya, dia mengidentifikasi dua ibu kota kuno: Anuradhapura dan Polonnaruwa.

Turnour juga mempelajari kronik sejarah Sri Lanka selanjutnya, Culavamsa, yang menceritakan kisah Raja Kashyapa.

Pejabat kerajaan itu pun mengetahui soal istana di atas batu raksasa dan bagaimana Sigiriya kehilangan status singkatnya sebagai ibu kota.

Pada 1827 seorang perwira Skotlandia, Jonathan Forbes, bersahabat dengan Turnour. Ia mendengar kisah Kashyapa dan istananya lalu memutuskan untuk mencarinya.

Pada 1831 dia berangkat yang ditunjukkan oleh penduduk setempat. Menurut mereka, Forbes akan menemukan sisa-sisa kota kuno di tempat tersebut.

Memoarnya, Eleven Years in Ceylon, menggambarkan batu Sirigi seakan menantang di atas ladang yang sedikit dan hutan yang luas di dataran sekitarnya.

Saat mendekat, dia bisa melihat platform dan galeri yang diukir di batu. Dua dari rombongannya berhasil memanjat ke atas tetapi batu-batu terlepas.

Mereka jatuh di antara dahan-dahan pohon di kedalaman yang sangat dalam di bawah.

Tidak yakin apakah ia telah menemukan Sigiriya yang disebutkan dalam teks Buddhis, Forbes meninggalkan ekspedisi tersebut.

Dia kembali beberapa tahun kemudian, lalu menelusuri parit yang mengelilingi taman di kaki batu. Namun, saat itu Forbes tidak mencoba memanjat permukaan tebing. Dia meragukan bahwa nama Sigiriya terkait dengan singa, karena dia tidak melihat apa pun yang mendukung etimologi tersebut.

Lukisan dinding yang luar biasa

Pendaki gunung Inggris akhirnya mencapai puncaknya pada 1851, tetapi tugas untuk survei situs jatuh ke tangan Komisaris Arkeologi Ceylon, Harry C.P. Bell.