Mengembalikan Auman Asia, Memulihkan Habitat Harimau yang Hilang

By Utomo Priyambodo, Selasa, 25 April 2023 | 16:51 WIB
Harimau sumatra di tepi hutan. Hewan-hewan besar Asia menghadapi tren kepunahan. (UQ/Matthew Luskin)

"Selama karier saya sebagai ahli biologi lapangan di Asia Tenggara, kami telah melihat harimau terakhir hilang dari seluruh negara, seperti Kamboja dan Laos, serta dari banyak kawasan lindung seperti Taman Nasional Kuiburi di Thailand," tulis Gray.

Penangkaran harimau kini hanya tersisa di 10 negara: Bangladesh, Bhutan, Tiongkok, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Nepal, Thailand, dan Rusia.

Gray menyarankan, jika kita ingin mempertahankan pemulihan harimau, kita perlu memperluas wilayah tempat tinggal spesies tersebut.

"Peningkatan distribusi, dan luasnya ekologi tempat di mana harimau hidup dan berfungsi, diperlukan untuk memulihkan spesies secara global," tegasnya.

Dan sudah ada template untuk sukses. Di banyak bagian Eropa dan Amerika Utara populasi hewan karnivora telah pulih.

Rentang mereka juga meluas, baik karena reintroduksi (yaitu melepaskan baik karnivora hasil penangkaran atau hasil tangkapan liar ke bentang alam tempat mereka hilang) atau melalui pergerakan dan penyebaran alami.

Proses perluasan wilayah alami ini sudah terlihat pada harimau dengan individu-individu dari timur jauh Rusia.

Spesies ini diketahui menyebar ke daerah-daerah yang berdekatan di Tiongkok timur laut dan membentuk populasi pembiakan baru.

Adapun reintroduksi harimau di India, seperti yang terjadi di Cagar Alam Harimau Panna di lanskap harimau India tengah, telah menyebabkan peningkatan pesat dalam populasi dan distribusi.

Peluang untuk perluasan rentang harimau

"Dalam makalah kami yang baru-baru ini diterbitkan di Frontiers in Conservation Science, saya, bersama dengan rekan penulis, meneliti di mana lagi di rentang sejarah harimau yang luas ada peluang bagi spesies untuk kembali: baik melalui penyebaran alami dari daerah yang saat ini diduduki atau melalui reintroduksi aktif dilaksanakan oleh pemerintah dan lembaga konservasi," tulis Gray.

Gray dan timnya menemukan bahwa terdapat lebih dari 1.290.000 km2 bekas wilayah jelajah harimau dengan karakteristik yang mirip dengan tempat yang saat ini ditempati oleh harimau.