Pencarian Beruang Purba di Gua Alaska Hasilkan Temuan Penting Manusia

By Wawan Setiawan, Rabu, 26 April 2023 | 16:00 WIB
Gua di Alaska.Pencarian beruang purba di gua Alaska menghasilkan penemuan manusia yang penting. (Adobe Stock - matthew knutson)

Asosiasi Koperasi Wrangell menamai individu purba yang dianalisis dalam penelitian ini sebagai "Tatóok yík yées sháawat" (Wanita muda di gua).

Kepala Anotklosh dari bangsa Taku. Dia mengenakan selimut tenunan Chilkan dari kulit kayu cedar dan wol kambing gunung serta topi bergaya Eropa, dan memegang mainan burung kayu berukir. Foto oleh W.H. Case, ca. 1913, Juneau, Alaska. (Wikipedia / Themightyquill)

Memang, penelitian Aqil dan Lindqvist menunjukkan bahwa Tatóok yík yées shaawat sebenarnya paling dekat hubungannya dengan masyarakat Tlingit masa kini dan suku-suku di sepanjang pantai.

Oleh karena itu, penelitian mereka memperkuat gagasan bahwa kesinambungan genetik di Alaska Tenggara telah berlangsung selama ribuan tahun.

Migrasi manusia ke Amerika Utara, meskipun dimulai sekitar 24.000 tahun yang lalu, datang dalam gelombang—salah satunya, sekitar 6.000 tahun yang lalu— termasuk Paleo-Inuit, sebelumnya dikenal sebagai Paleo-Eskimo.

Sangat penting untuk memahami migrasi masyarakat adat dari Asia, sebab DNA Tatóok yík yées sháawat tidak mengungkapkan nenek moyang dari gelombang kedua pemukim, Paleo-Inuit.

Memang, analisis yang dilakukan oleh Aqil dan Lindqvist membantu menjelaskan diskusi berkelanjutan tentang rute migrasi, percampuran antara orang-orang dari gelombang yang berbeda ini. Dia juga memaparkan pola teritorial modern masyarakat pedalaman dan pesisir Pasifik Barat Laut di era pra-kolonial.

Narasi asal lisan orang Tlingit termasuk kisah letusan Gunung Edgecumbe terbaru, yang akan menempatkan mereka tepat di wilayah tersebut pada 4.500 tahun yang lalu.

Tatóok yík yées shaawat, kerabat mereka, tidak hanya memberi tahu peneliti antropologi modern tetapi juga orang Tlingit sendiri.

Baca Juga: Mengungkap Misteri Mumi Beruang Purba dari Permafrost Siberia

 Baca Juga: Beruang Kutub dan Perubahan Iklim: Seputar Kabar Hoaks dan Faktanya

 Baca Juga: Eksploitasi Kulit Beruang Telah Berlangsung Lebih dari 320.000 Tahun

 Baca Juga: Cara Cerdas Beruang Kutub Beradaptasi saat Es di Greenland Mencair

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung hak orang Tlingit dalam mengontrol dan melindungi warisan budaya dan sumber daya genetik mereka.

Data dari studi Tatóok yík yées sháawat akan tersedia hanya setelah peninjauan penggunaannya oleh Dewan Suku Asosiasi Koperasi Wrangell.

“Sangat menyenangkan bisa berkontribusi untuk pengetahuan kita tentang prasejarah Alaska Tenggara,” kata Aqil.

Penelitian ini didanai oleh National Science Foundation. Selain Lindqvist dan Aqil, penulis makalah baru ini termasuk Stephanie Gill, Omer Gokcumen, Ripan S. Malhi, Esther Aaltséen Reese, Jane L. Smith, dan Timothy T. Heaton.