Asosiasi Koperasi Wrangell menamai individu purba yang dianalisis dalam penelitian ini sebagai "Tatóok yík yées sháawat" (Wanita muda di gua).
Memang, penelitian Aqil dan Lindqvist menunjukkan bahwa Tatóok yík yées shaawat sebenarnya paling dekat hubungannya dengan masyarakat Tlingit masa kini dan suku-suku di sepanjang pantai.
Oleh karena itu, penelitian mereka memperkuat gagasan bahwa kesinambungan genetik di Alaska Tenggara telah berlangsung selama ribuan tahun.
Migrasi manusia ke Amerika Utara, meskipun dimulai sekitar 24.000 tahun yang lalu, datang dalam gelombang—salah satunya, sekitar 6.000 tahun yang lalu— termasuk Paleo-Inuit, sebelumnya dikenal sebagai Paleo-Eskimo.
Sangat penting untuk memahami migrasi masyarakat adat dari Asia, sebab DNA Tatóok yík yées sháawat tidak mengungkapkan nenek moyang dari gelombang kedua pemukim, Paleo-Inuit.
Memang, analisis yang dilakukan oleh Aqil dan Lindqvist membantu menjelaskan diskusi berkelanjutan tentang rute migrasi, percampuran antara orang-orang dari gelombang yang berbeda ini. Dia juga memaparkan pola teritorial modern masyarakat pedalaman dan pesisir Pasifik Barat Laut di era pra-kolonial.
Narasi asal lisan orang Tlingit termasuk kisah letusan Gunung Edgecumbe terbaru, yang akan menempatkan mereka tepat di wilayah tersebut pada 4.500 tahun yang lalu.
Tatóok yík yées shaawat, kerabat mereka, tidak hanya memberi tahu peneliti antropologi modern tetapi juga orang Tlingit sendiri.
Baca Juga: Mengungkap Misteri Mumi Beruang Purba dari Permafrost Siberia
Baca Juga: Beruang Kutub dan Perubahan Iklim: Seputar Kabar Hoaks dan Faktanya
Baca Juga: Eksploitasi Kulit Beruang Telah Berlangsung Lebih dari 320.000 Tahun
Baca Juga: Cara Cerdas Beruang Kutub Beradaptasi saat Es di Greenland Mencair
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung hak orang Tlingit dalam mengontrol dan melindungi warisan budaya dan sumber daya genetik mereka.
Data dari studi Tatóok yík yées sháawat akan tersedia hanya setelah peninjauan penggunaannya oleh Dewan Suku Asosiasi Koperasi Wrangell.
“Sangat menyenangkan bisa berkontribusi untuk pengetahuan kita tentang prasejarah Alaska Tenggara,” kata Aqil.
Penelitian ini didanai oleh National Science Foundation. Selain Lindqvist dan Aqil, penulis makalah baru ini termasuk Stephanie Gill, Omer Gokcumen, Ripan S. Malhi, Esther Aaltséen Reese, Jane L. Smith, dan Timothy T. Heaton.