Populer di Seluruh Dunia, Inilah Kekuatan Tersembunyi Makanan Jepang

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 29 April 2023 | 07:00 WIB
Para peneliti menganalisis hubungan antara makanan Jepang dan perkembangan fibrosis hati pada 136 pasien dengan penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD). (Osaka Metropolitan University)

Nationalgeographic.co.id - Populer di seluruh dunia, makanan khas Jepang ternyata menyimpan kekuatan tersembunyi yang menarik perhatian para ilmuwan. Mereka menemukan, bahwa makanan Jepang memiliki kemampuan menghambat perkembangan fibrosis hati.

Fibroris hati adalah salah satu jenis hepatitis atau radang yang terjadi pada hati. Gejalanya ditandai dengan jaringan parut yang memenuhi hati dan ketika hati dipenuhi jaringan parut, hati tidak lagi mampu berfungsi dengan baik.

Jaringan parut itu muncul ketika metabolisme tubuh mencoba untuk menutup luka yang terjadi pada hati. Fibrosis sendiri terjadi ketika peradangan yang terjadi semakin parah dan tidak diobati atau dicegah dengan gaya hidup sehat.

Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan di jurnal nutrients dengan judul "Severity of Liver Fibrosis Is Associated with the Japanese Diet Pattern and Skeletal Muscle Mass in Patients with Nonalcoholic Fatty Liver Disease."

Seperti diketahui, makanan Jepang sangat populer di seluruh dunia dan telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak benda UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Ada sistem penilaian bernama "Indeks Diet Jepang yang dimodifikasi dalam 12 komponen (mJDI12)," yang berfokus pada asupan pola diet Jepang.

Itu mencakup 12 makanan dan kelompok makanan: nasi, sup miso, acar, produk kedelai, sayuran hijau dan kuning, buah-buahan, makanan laut, jamur, rumput laut, teh hijau, kopi, serta daging sapi dan babi.

Skor berkisar dari 0 hingga 12, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan pola makan yang sesuai dengan pola makanan Jepang.

Para ilmuwan dalam kelompok penelitian yang dipimpin oleh Hideki Fujii M.D. dan Lektor kepala Yoshinari Matsumoto di Osaka Metropolitan University menganalisis hubungan antara makanan yang dinilai oleh mJDI12, massa otot, dan perkembangan fibrosis hati pada 136 pasien.

Analisis tersebut dikaitkan dengan penyakit hati berlemak non alkohol (NAFLD) yang menghadiri Osaka Metropolitan University Hospital.

Penyakit hati

Penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD) adalah jenis penyakit hati yang meliputi hati berlemak sederhana dan steatohepatitis, bukan disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan.