Analisis Batu Takdir yang Digunakan dalam Penobatan Charles III

By Sysilia Tanhati, Jumat, 28 April 2023 | 14:00 WIB
Stone of Destiny atau Batu Takdir digunakan dalam penobatan raja Skotlandia dan Inggris selama ratusan tahun. Kerap diselimuti misteri dan mitos, analisis terbaru dari batu itu memberikan wawasan kepada para peneliti tentang asal-usulnya. (Historic Environment Scotland)

Nationalgeographic.co.id—Selama berabad-abad, Batu Takdir (Stone of Destiny)—juga dikenal sebagai Batu Scone—telah memainkan peran kunci dalam penobatan raja Skotlandia dan Inggris. Blok batu pasir merah akan ditempatkan di kursi penobatan pada penobatan Charles III 6 Mei 2023. Batu ini diselimuti misteri dan mitos sejak lama. Namun analisis terbaru dari batu itu memberikan wawasan kepada para peneliti tentang asal-usulnya.

Analisis Batu Takdir yang akan digunakan dalam peristiwa bersejarah Britania Raya

Para ahli di Historic Environment Scotland (HES) menggunakan alat pemindaian canggih untuk membuat model 3D dari batu tersebut. “Tim juga melakukan analisis fluoresensi sinar-X yang mengungkap komposisi unsur objek,” tulis Teresa Nowakowski di laman Smithsonian Magazines.

Mereka menemukan beberapa tanda yang sebelumnya tak terlihat. Tanda-tanda itu mungkin berupa angka Romawi serta jejak paduan tembaga dan plester gipsum. Selain itu ada juga tanda perkakas yang tertinggal saat batu asli diukir dan saat perbaikan tahun 1951.

“Penemuan tanda-tanda yang sebelumnya tidak tercatat adalah signifikan. Sementara pada titik ini kami tidak dapat mengatakan dengan pasti apa tujuan atau maknanya. Tanda-tanda ini menawarkan kesempatan yang menarik untuk bidang studi lebih lanjut,” kata Ewan Hyslop, kepala dari penelitian dan perubahan iklim di HES.

Meski tim peneliti belum memiliki jawabannya sekarang, namun apa yang ditemukan menjadi bukti berbagai kegunaan batu dalam sejarah. Juga bisa berkontribusi pada fakta soal sumber dan keaslian batu legendaris itu.

Ewan Campbell, seorang arkeolog di University of Glasgow, mengatakan bahwa ia menemukan adanya paduan tembaga pada batu itu. Menurutnya penemuan itu lebih penting daripada penemuan tanda-tanda tak dikenal.

Sisa-sisa tembaga itu menunjukkan beberapa objek. “Mungkin peninggalan seperti lonceng orang suci, ditempatkan di atas batu untuk waktu yang lama,” tutur Campbell.

Penelitian memungkinkan untuk menemukan informasi tentang cara pembuatan Batu Takdir

Proyek penelitian juga memungkinkan para ahli untuk melihat lebih dekat tanda perkakas pada batu. Tanda itu menegaskan bahwa batu dikerjakan secara kasar oleh lebih dari satu tukang batu dengan sejumlah alat berbeda.

Penemuan baru telah menawarkan wawasan berharga tentang sejarah batu itu. Tapi masih banyak yang bisa dipelajari, kata Sally Foster, seorang sejarawan di University of Stirling di Skotlandia. Sisa-sisa plester yang ditemukan di atas batu, misalnya, tidak memiliki asal usul yang tercatat.

Informasi tentang asal-usul batu tidak jelas hingga kini

Informasi tentang penciptaan batu itu tidak diketahui hingga kini. Tetapi Telegraph melaporkan bahwa batu itu dikabarkan memiliki koneksi alkitabiah. Batu Takdir juga mungkin digunakan dalam penobatan penguasa Skotlandia. Penggunaan pertama yang tercatat, pada tahun 1057, ketika Lulach, anak tiri Macbeth, dimahkotai sebagai raja di Biara Scone. Selama penobatan awal ini, batu itu diyakini mengaum kegirangan saat mengenali raja yang tepat.

Raja Inggris Edward I mencuri batu itu dari Skotlandia pada tahun 1296, selama Perang Kemerdekaan Skotlandia. Dia kemudian memindahkannya ke Westminster Abbey, di mana batu tersebut dipasang di dasar kursi penobatan. Sejak itu, tradisi pun tercipta. Batu legendaris itu digunakan dalam penobatan setiap raja Inggris hingga kini.

Mitos menyebutkan bahwa Batu Takdir atau Stone of Destiny adalah batu yang digunakan oleh Yakub saat ia bermimpi tentang surga. Namun para ahli menyangkal mitos tersebut. (Public Domain)

“Saat itu, Skotlandia belum menjadi bagian dari Britania Raya. Namun batu yang diambil Edward secara simbolis memberikan kekuasaan raja-raja Inggris di masa depan atas Skotlandia,” catat Lizzie Enfield untuk BBC Travel.

Saat seruan untuk kemerdekaan Skotlandia mendapat daya tarik di abad ke-20, batu itu mendapatkan resonansi baru sebagai simbol politik. Pada Malam Natal tahun 1950, mahasiswa Skotlandia yang membuat pernyataan mendukung nasionalisme Skotlandia mencuri batu dari Westminster Abbey. Batu legendaris baru dikembalikan ke Inggris pada bulan April berikutnya.

Baca Juga: Kisah Batu Legendaris yang Digunakan dalam Penobatan Raja Charles III

Baca Juga: Wafatnya Ratu Elizabeth II, Penguasa Terlama Kerajaan Inggris

Baca Juga: Menara London dan Misteri Hilangnya Penerus Takhta Kerajaan Inggris

Baca Juga: Merasa Terhina, The Beatles Menolak Penghargaan dari Ratu Elizabeth II 

“Dalam salah satu dari banyak invasi Inggris ke Skotlandia, mereka mengambil simbol bangsa kita,” kata Ian Hamilton, salah satu siswa di balik pencurian itu. Mengembalikannya adalah gerakan yang sangat simbolis.

Pada tahun 1996, Perdana Menteri Inggris John Major mengumumkan rencana untuk mengirim objek tersebut kembali ke Skotlandia. Kini, Batu Takdir disimpan di Kastil Edinburgh. 6 Mei 2023, batu itu dikembalikan sementara ke rumahnya yang dulu di Westminster Abbey untuk penobatan Charles III.

Kursi penobatan. (Westminster Abbey)

Ada desas-desus beredar bahwa kaum nasionalis Skotlandia mengganti batu itu dengan replika selama pencurian tahun 1950. Namun analisis baru justru menunjukkan sebaliknya.

“Apa yang dapat kami katakan adalah bahwa tidak ada alasan untuk tidak berpikir bahwa Batu Takdir yang ada di Kastil Edinburgh adalah batu yang dipindahkan ke Westminster Abbey lebih dari 700 tahun yang lalu,” kata Hyslop.

Kini, Charles III akan meneruskan tradisi turun-temurun yang telah dilakukan oleh raja-raja Inggris selama ratusan tahun lalu. Batu Takdir akan digunakan kembali dalam penobatan bersejarah tersebut.