Nationalgeographic.co.id—Dunia dikejutkan dengan berita wafatnya Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022. Pasalnya, baru beberapa hari yang lalu beliau menerima kunjungan perdana menteri Britania Raya yang baru dilantik. Ratu Elizabeth II, pemimpin Kerajaan Inggris yang berkuasa paling lama, meninggal pada usia 96 tahun. Kematian menutup era Elizabeth kedua dan menandai pemerintahan putranya, Raja Charles III.
Bendera Istana Buckingham diturunkan menjadi setengah tiang
Pada pukul 18.30, Istana Buckingham mengumumkan: “Sang Ratu meninggal dengan tenang di Balmoral sore ini. Raja dan Permaisuri akan tetap berada di Balmoral malam ini dan akan kembali ke London besok.”
Seperti biasa, para pejabat membawa pemberitahuan yang mengkonfirmasi kematian Ratu Elizabeth II ke gerbang Istana Buckingham. Ribuan masyarakat yang berkerumun di sekitar Istana Buckham sontak terkejut dan menangis.
Ia meninggal dengan tenang di Balmoral pada Kamis sore dua hari setelah melakukan tugas konstitusional publik terakhirnya. Saat itu, sang ratu melaksanakan penunjukan perdana menteri ke-15 dari 70 tahun pemerintahannya.
“Kematiannya menimbulkan banyak perubahan penting dalam Kerajaan Inggris,” tulis Caroline Davis di laman Guardian. Salah satunya adalah putranya, Charles, kini menjadi raja dan Duchess of Cornwall menjadi Permaisuri.
Ucapan belasungkawa mengalir dari seluruh dunia, Kerajaan Inggris memasuki masa berkabung resmi. Ini dimulai pada hari Jumat dan berlangsung selama 10 hari ke depan.
Pemakaman kenegaraan akan diselenggarakan di Westminster Abbey, yang diperkirakan diadakan pada Senin 19 September. Dalam beberapa hari mendatang, jenazahnya akan diletakkan di di Katedral St Giles di Edinburgh kemudian dibawa ke London.
Hidup di bawah sorotan publisitas
Meskipun kehidupan keluarga hidup di bawah sorotan publisitas yang sangat menantang, Elizabeth merupakan sosok yang tenang dan tabah.
Kecintaan rakyat pada sang ratu ini ditunjukkan dalam setiap perayaan yubileumnya yang ke-25,50, dan 70. Terakhir, perayaan peringatan 70 tahun bertakhta diselenggarakan dengan sangat meriah.
Seiring bertambahnya usia, mobilitasnya pun menjadi terbatas. Ini membuat Ratu Elizabeth mulai membatasi tugasnya dan jarang terlihat di acara-acara publik. Misalnya pada April 2022 dia tidak menghadiri pembukaan parlemen negara bagian dan mengeluarkan surat paten. Surat itu memberi wewenang kepada Pangeran Wales dan Duke of Cambridge, sebagai penasihat negara, untuk mewakilinya. Ini adalah ketiga kalinya dalam masa pemerintahannya ia melewatkan pembukaan parlemen. “Dua lainnya adalah ketika dia sedang mengandung pada tahun 1959 dan 1963,” tambah Davies.
Source | : | Guardian |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR