Kretek Tapel Koeda, Riwayat Bisnis The Hwie Tjan dari Juwana

By Agni Malagina, Jumat, 28 April 2023 | 15:00 WIB
Pelinting kretek senior di Pabrik Tapel Koeda rata-rata telah bekerja belasan hingga puluhan tahun. (Agni Malagina)

Baca Juga: Kebiasaan Merokok Sultan Agung dan Erotisme Roro Mendut Menjual Rokok

Baca Juga: Kisah Rokok Tembakau Tiba di Nusantara dan Peleburannya dengan Rempah

Baca Juga: Sebelum Digemari Pria, Sejarah Industri Rokok Menargetkan Para Wanita 

“Karakter kretek Tapel Koeada dari dulu dibuat untuk cocok dengan cuaca dan iklim panas seperti di pantai utara ini. Dulu pasarnya sampai ke Jawa Tengah bagian selatan. Sekarang ya masih awet di Jawa Tengah bagian utara,”ujar Hendra.

Hendra aktif bergiat dengan masyarakat desa dan komunitas Tionghoa di bilangan jalan Silunggonggo, Kauman, Juwana, Kabupaten Pati. Ia pun giat mengurus klenteng yang terletak di samping pabrik kretek Tapel Koeda dan sekaligus berada di seberang kediamannya.

“Juwana ini istimewa, masih ada peninggalan-peninggalan sejarah yang dirawat dan pantas diperkenalkan pada generasi muda. Ya, namun sulit juga kalau tidak ada kerjasama yang baik dari warga hingga pemerintah daerah," kata Hendra. "Padahal ini aset budaya yang bisa punya nilai ekonomi untuk warga kalau dikelola dengan konsep.” 

Juwana yang pernah menjadi salah satu titik persinggahan pelayaran Jalur Sutra Laut atau Jalur Rempah menyimpan kisah masa lalu tentang kota dagang. Ada perkembangan batik sutera motif lokcan, hingga tradisi kuliner seperti kecap, bandeng presto, nasi gandul hingga mangut manyung yang legendaris.

Warisan budaya tersebut ada yang telah punah, ada yang sedang bertahaan hidup, atau pun melaju. Semuanya membentuk karakter kota Juwana.