Kuak Fakta Ratu Nefertiti yang Ikonik dalam Sejarah Mesir Kuno

By Galih Pranata, Senin, 1 Mei 2023 | 10:00 WIB
Nefertiti adalah Permaisuri Agung dari Firaun/Pharaoh Amenhotep IV (kemudian bergelar Akhenaten).Dia juga kemungkinan memerintah kerajaan dalam waktu singkat dengan nama Neferneferuaten-Nefertiti setelah suaminya meninggal dan sebelum bertahtanya Tutankhamun. (Neues Museum Berlin)

Nationalgeographic.co.id—Nefertiti adalah salah satu ikon penguasa Mesir Kuno yang paling terkenal dari kalangan wanita, namun sang ratu sendiri masih diselimuti misteri dan intrik dalam jejak sejarahnya.

Sebagai pendamping dari Firaun Akhenaten, Nefertiti disebut memerintah dari tahun 1353 hingga 1336 SM, selama salah satu periode paling kontroversial yang pernah ada dalam sejarah kebudayaan Mesir Kuno.

"Pada saat ini, Firaun Akhenaten merombak agama Mesir seputar pemujaan dewa matahari Aten dan memindahkan ibu kota kekaisaran ke Amarna," tulis Margherita Cole kepada My Modern Met.

Ia mengungkap sejumlah fakta menarik tentang Ratu Nefertiti dalam sebuah artikel berjudul 11 Facts About the Ancient Egyptian Queen Nefertiti yang diterbitkan pada 12 Februari 2023.

Meskipun dirinya bukan merupakan firaun yang memerintah dengan kendalinya sendiri, nama Nefertiti tetap ada karena bukti tertulis menunjukkan bahwa ia memegang peran unik yang berpengaruh sebagai istri dan ratu di istana.

Sejarawan telah menyimpulkan bahwa Nefertiti adalah pendukung utama gerakan agama dan budaya Akhenaten. Dia mewakili elemen perempuan Aten sementara suaminya mewakili laki-laki—dan keduanya bertindak sebagai jembatan antara Aten dan rakyat Mesir.

Patung Nefertiti diidentifikasi sebagai kemiripannya karena ciri khas mahkota biru, yang dia kenakan di semua penggambaran dirinya yang terukir. Patung batu kapur tersebut diyakini telah diselesaikan oleh seniman Thutmose pada tahun 1345 SM.

Setelah ditemukan pada tahun 1912, potret tersebut mengabadikan Nefertiti sebagai simbol kecantikan feminin yang ideal dan terus menjadi daya tarik populer di Museum Neues di Berlin.

Tidak mengherankan untuk zaman itu, Nefertiti pada saat itu berusia lima belas tahun ketika ia menikah dengan Amunhotep IV yang berusia enam belas tahun dan naik takhta sebagai permaisuri.

Pada tahun kelima pemerintahannya, Firaun Amunhotep IV memulai gerakan keagamaannya dan mulai mengganti namanya menjadi Akhenaten.

Dengan dasar agama monoteistik baru mereka yang menyembah dewa matahari Aten, Nefertiti dan Akhenaten selanjutnya memisahkan diri dari “pemerintahan lama” Mesir Kuno dan membangun ibu kota baru bernama Amarna.

Keturunan Nefertiti sebagian besar diduga dengan dua teori yang berlaku. Beberapa sejarawan percaya bahwa ayahnya adalah Ay, yang merupakan penasihat penting keluarga kerajaan, termasuk penasihat bagi Amunhotep IV. 

Sedangkan, para cendekiawan dan akademisi lain berspekulasi bahwa "Nefertiti adalah seorang putri dari kerajaan Mitanni di Suriah utara," imbuhnya.

Nefertiti lahir pada 1370 SM di kota Thebes, Mesir. Namanya dalam bahasa Inggris memiliki arti "wanita cantik telah datang". Ketika dia dan suaminya, Akhenaten memprakarsai pergeseran agama baru Mesir, Nefertiti mengadopsi nama tambahan Neferneferuaten.

Secara keseluruhan, nama lengkapnya berarti "indah adalah keindahan Aten, seorang wanita cantik telah datang." Menurut penggambaran Nefertiti ketika masih hidup, dia memiliki kecantikan yang luar biasa.

Karya seni Mesir Kuno yang ikonik, mulai dari piramida, makam Tutankhamun, dan patung Nefertiti. (kolase Intisari)

Akhenaten dan Nefertiti memerintah selama periode yang mungkin paling kaya dalam sejarah Mesir Kuno. Selama pemerintahan Akhenaten, ibu kota baru Amarna mencapai ledakan artistik, berbeda dari era lainnya di Mesir.

Gaya Amarna menunjukkan gerakan dan figur dengan proporsi yang lebih berlebihan, dengan tangan dan kaki yang memanjang. Penggambaran Nefertiti selama ini memberinya ciri khas feminin dengan pinggul lebar dan payudara menonjol.

Menurut catatan sejarah, Nefertiti memiliki enam putri dengan Akhenaten dengan nama Meritaten, Meketaten, Ankhes-en-pa-aten, Neferneferuaten-tasherit, Neferneferure, dan Setepenre. Sejarawan mengeklaim bahwa dua dari putri Nefertiti juga menjabat sebagai ratu Mesir.

Meritaten, yang namanya berarti "Dia yang dicintai oleh Aten", menjadi Istri Kerajaan Agung Firaun Smenkhkare. Setelah kematiannya, dia bahkan mungkin menjabat sebagai raja wanita dengan nama Neferneferuaten—sosok yang sama yang diduga oleh beberapa ahli Mesir Kuno adalah Nefertiti.

Baca Juga: Misteri Patung Unik Mesir Kuno Terpecahkan, Bukti Penyembahan Firaun

Baca Juga: Fakta Agama di Mesir Kuno dan Hewan-hewan yang Dianggap Keramat

Baca Juga: Studi Arkeologi: Inilah Wajah Manusia Tertua yang Ditemukan di Mesir

Baca Juga: Tanpa Pewaris, Siapa yang Memerintah Mesir Kuno Setelah Firaun Mati?

Putri Nefertiti lainnya, Ankesenenpaaten menjadi Ankhesanamun setelah kematian ayahnya, mencerminkan kembalinya Mesir ke politeisme. Beberapa saat setelah pemerintahan singkat Raja Smenkhkare dan Neferneferuaten, dia menikah dengan saudara tirinya Tutankhamun , menjadi Istri Kerajaan Agung.

Namun, pernikahan Akhenaten dengan Nefertiti tidak pernah dikaruniai anak laki-laki. Pada akhirnya, sang firaun penerus, Tutankhamun atau disebut "Raja Tut", merupakan putra Akhenaten dari salah satu selirnya yang lebih rendah.

Meskipun Nefertiti dan Akhenaten memerintah Mesir Kuno pada saat kekayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, "agama baru mereka meresahkan kekaisaran," ungkap Margherita dalam tulisannya.

Adapun keadaan seputar kematian Nefertiti menjadi sebuah misteri dan teka-teki besar yang menyelimutinya. Hal itu terjadi karena namanya menghilang dari catatan sejarah sekitar tahun ke-12 dari 17 tahun pemerintahan Akhenaten.

Sebuah teori populer menunjukkan bahwa Nefertiti melepaskan gelar lamanya pada saat itu dan menjadi wakil bupati resmi dengan nama Neferneferuaten.

Beberapa ilmuwan juga mengusulkan bahwa Nefertiti benar-benar menjabat sebagai firaun perempuan Neferneferuaten, yang diketahui ahli Mesir Kuno sebagai penguasa perempuan yang memerintah menjelang akhir Periode Amarna.