Dunia Hewan: Gundukan Semut Adalah Oasis bagi Keanekaragaman Hayati

By Wawan Setiawan, Selasa, 2 Mei 2023 | 07:00 WIB
Semut mungkin salah satu spesies di dunia hewan yang paling Anda benci, tapi tahukah Anda, gundukan semut di padang rumput, di hutan, dan di taman Anda adalah oasis kehidupan. (colour box)

Nationalgeographic.co.id—Sebagian besar dari kita pasti akan merasa terganggu oleh kehadiran semut di kebun kita. Namun, tahukah Anda, ada begitu banyak semut di dunia ini! Bahkan seolah, mereka adalah spesies yang menguasai dunia hewan.

Jika Anda meninggalkan makanan di atas meja taman Anda, meski hanya beberapa menit saja, meja itu akan dipenuhi semut saat Anda kembali.

Oleh karena itu, sebagian besar pemilik kebun akan melakukan apa saja untuk membasmi koloni semut di kebun mereka. Tapi, stop! Jangan dulu Anda melakukan hal itu. Mungkin kita harus membiarkan keberadaan semut itu, karena mereka sangat bermanfaat bagi keanekaragaman hayati.

Dalam studi baru yang dilakukan oleh rekan-rekan dari Departemen Ekosains di Universitas Aarhus, Rikke Reisner Hansen telah mempelajari gundukan semut di padang rumput Denmark untuk menemukan pentingnya bagi serangga lain dan tumbuhan. Dan hasilnya: mereka sangat penting!

“Semut menyeret hewan mati kembali ke gundukan semut, dan ini menambah karbon dan nutrisi penting lainnya ke tanah di sekitarnya,” kata Hansen.

“Gundukan semut juga menghangatkan tanah di sekitarnya, serta di musim semi, kadal, dan kumbang suka beristirahat di dekat gundukan semut tersebut untuk mencari kehangatan. Panas dan nutrisi telah menciptakan kondisi unik yang memungkinkan spesies tanaman tertentu yang tidak tumbuh subur di padang rumput menjadi tumbuh subur di gundukan semut," tambahnya.

Dengan menggali lubang di samping gundukan semut, Rikke Reisner Hansen dapat melihat dan mengukur bagaimana gundukan tersebut memengaruhi tanah di sekitarnya. Termometer menunjukkan bahwa suhu di sebelah gundukan semut sedikit lebih hangat karena semut mengeluarkan panas. (Aarhus University)

Dengan membawa serta sekop, Rikke Reisner Hansen pergi ke padang rumput untuk mempelajari peran gundukan semut di satwa liar padang rumput. Dia mencari dua jenis gundukan semut:

Semut berkepala sempit, yang terlihat hampir identik dengan gundukan semut yang Anda lihat di hutan Denmark. Namun, alih-alih jarum pinus, semut berkepala sempit menggunakan daun heather dan rumput. Dan gundukan milik semut padang rumput kuning. Ini adalah semut kecil yang membangun sarangnya dari tanah mineral di padang rumput.

Setiap kali dia menemukan gundukan semut, dia mengeluarkan sekopnya dan menggali lubang yang dalam tepat di sebelah gundukan semut. Dengan cara ini, dia dapat mempelajari bagaimana gundukan semut memengaruhi tanah, akar, dan satwa liar baik di atas maupun di bawah gundukan. Dia juga mengukur suhu di atas gundukan semut, dan dia memeriksa tanah di sekitar dan di bawahnya untuk menentukan unsur hara tanah.

"Tampaknya bagian atas gundukan semut bertindak seperti semacam miniatur Costa del Sol untuk serangga dan reptil. Hewan memanfaatkan kelebihan panas dari semut untuk mendapatkan kehangatan di awal musim semi dan di pagi hari yang dingin," jelasnya.

"Hal yang sama juga berlaku untuk tanaman. Jika tanaman tumbuh di gundukan semut, ia akan berbunga atau menjadi berdaun lebih cepat daripada spesies yang sama yang tumbuh di tanah padang rumput sekitarnya. Ini adalah keuntungan besar bagi serangga yang memakan serbuk sari dan nektar, karena gundukan semut memperkenalkan musim berbunga ekstra,” lanjutnya.