Bagaimana Kematian Ogedei Khan Menyelamatkan Eropa dari Invasi Mongol?

By Sysilia Tanhati, Minggu, 30 April 2023 | 16:46 WIB
Ogedei Khan, khan agung kedua, berhasil memperluas wilayah Kekaisaran Mongol. Kematiannya mengubah segalanya, termasuk invasi ke Eropa. (National Palace Museum in Taipei)

Nationalgeographic.co.id - Ogedei Khan adalah Khagan kedua (khan agung) dari Kekaisaran Mongol. Dia adalah putra ketiga Genghis Khan dan menggantikan ayahnya pada tahun 1229.

Ogedei terus memperluas Kekaisaran Mongol, tugas yang ia warisi bersama takhta. Di bawah kepemimpinannya, wilayah Kekaisaran Mongol meluas bahkan sampai ke Eropa. Akan tetapi kematian Ogedei Khan mengubah segalanya, termasuk invasi ke Eropa tersebut.

Selama pemerintahan Ogedei, bangsa Mongol akhirnya menghancurkan Dinasti Jin dan memulai perang melawan Song Selatan. Juga pada masanya bangsa Mongol meluncurkan kampanye pertama mereka melawan Korea.

Di sebelah barat, bangsa Mongol membangun kendali permanen atas Persia. Stepa Rusia dan Eropa Timur juga ditaklukkan dan Eropa Barat, tetapi terhindar berkat kematian Khan Agung pada 1241.

Kehidupan Awal Ogedei Khan

Ogedei Khan lahir sekitar tahun 1186 sebagai putra ketiga Jenghis Khan. Ibunya adalah Borte Khatun, istri pertama genghis Khan. Ogedei dikatakan sebagai putra kesayangan ayahnya. Ia ditunjuk menggantikan sang ayah karena perseteruan antara dua kakak laki-lakinya, Jochi dan Chagatai.

Sebelum invasi Kekaisaran Khwarazmian, Genghis Khan memanggil keluarganya ke kurultai untuk memilih penggantinya. Sebagai anak tertua, Jochi diharapkan menggantikan ayahnya. Namun, putra kedua Genghis Khan, Chagatai, menolak untuk mengakui hal ini. “Ia menyarankan agar Ogedei ditunjuk sebagai ahli waris, yang disetujui oleh Genghis Khan,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins.

Penaklukan Pertama Ogedei Khan

Ogedei mendirikan markas besarnya di Sungai Orhon di Mongolia tengah. Di sana, dia membangun ibu kota Karakorum di situs yang dibangun oleh ayahnya.

Ogedei tercatat sebagai komandan militer yang cakap. Dia mengambil bagian dalam kampanye ayahnya melawan Dinasti Jin, serta invasi Kekaisaran Khwarazmian. Di Samarkand, Ogedei diberi komando untuk pengepungan. Itu karena ketidaksepakatan yang terjadi antara dua kakak laki-lakinya mengenai strategi militer. Kota itu pun akhirnya direbut dan dihancurkan.

Genghis Khan meninggal pada tahun 1227. Tolui, putra bungsunya, menjadi penguasa selama 2 tahun. Setelah itu Ogedei diproklamasikan sebagai Khagan baru dari Kekaisaran Mongol. Kharisma pribadi Ogedei membantu mempertahankan kesatuan Kekaisaran Mongol setelah kematian Genghis Khan.

Berkat stabilitas internal kekaisaran, Ogedei dapat memusatkan energinya pada musuh eksternal dan memperluas kekaisaran. Ia juga mengonsolidasikan penaklukan yang dilakukan oleh ayahnya.

Ogedei sebagai Khan Agung

Pada tahun 1234, misalnya, Dinasti Jin akhirnya jatuh ke tangan bangsa Mongol setelah kampanye yang dimulai pada tahun 1211.

Dengan Tiongkok utara di bawah kendali Mongol, Ogedei dapat mengalihkan perhatiannya ke Dinasti Song Selatan yang bertetangga. Kampanye melawan Song dimulai pada 1235 dan baru diakhiri dengan kekalahan terakhir para loyalis Song pada 1279. Ini terjadi beberapa dekade setelah kematian Ogedei.

Pada masa pemerintahan Ogedei, kampanye pertama melawan kerajaan Korea Goryeo diluncurkan. Seperti perang melawan Song, invasi Mongol ke Korea berakhir setelah kematian Ogedei. Goryeo menjadi kerajaan bawahan Dinasti Yuan.

Lebih jauh ke barat, Ogedei melanjutkan penaklukan Persia, mengirim jenderalnya Chomaqan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sementara itu, pasukan Mongol di bawah komando Batu, putra Jochi, dikirim untuk berkampanye melawan kerajaan Rusia.

Pada 1240, Kiev dijarah oleh bangsa Mongol, menandai berakhirnya perlawanan Rusia. Bangsa Mongol melanjutkan kemajuan mereka ke Eropa dengan invasi ke Eropa Tengah. “Ogedei berniat menaklukkan seluruh benua sampai ke 'Laut Besar', yaitu Samudera Atlantik,” Mingren menambahkan lagi.

Bagaimana Ogedei Khan Meninggal?

Pada bulan Desember 1241, ketika bangsa Mongol hendak menyerang Eropa Barat, Ogedei meninggal saat sedang minum-minum. Ketika para komandannya, yang berbaris menuju Wina, mendengar berita itu, mereka menghentikan kampanye mereka. Komandan dan pasukan pun segera kembali ke kurultai di Mongolia.

Penggantinya sekarang harus dipilih. Komandan senior akan diperlukan untuk berdiskusi dan memilih khan berikutnya dalam pertemuan tradisional semua suku Mongol.

Baca Juga: Membuka Yassa: Kitab Undang-Undang Genghis Khan yang Menakjubkan

Baca Juga: Subutai, Anak Pandai Besi yang Jadi Jenderal Terhebat Genghis Khan

Baca Juga: Siapakah Genghis Khan, Penakluk dan Pendiri Kekaisaran Mongol?

Sering berspekulasi bahwa seandainya Ogedei tidak mati mendadak, bangsa Mongol akan berhasil menaklukkan seluruh Eropa. Bagaimanapun, ini adalah barat terjauh yang bisa dijangkau bangsa Mongol.

Mungkin juga ada alasan lain untuk mengakhiri kampanye pada tahun 1242 Masehi. Bisa jadi karena kesulitan komunikasi dari dari ibu kota Mongol di Karakorum. Atau karena padang rumput Hungaria ternyata tidak cukup untuk mempertahankan pasukan Mongol yang besar tanpa batas waktu.

Ada juga persaingan antara para pemimpin Mongol. Setelah Ogedei meninggal, tidak ada satu pun komandan yang dapat mengandalkan dukungan rekan-rekannya dalam kampanye yang jauh dari rumah.

Bagaimanapun, hadiah yang paling diinginkan bangsa Mongol masih di timur bukan barat. Itu adalah Dinasti Song Tiongkok. Dinasti Song diserang ditaklukkan pada masa pemerintahan penguasa besar Mongol berikutnya, Kubilai Khan.

Ogedei digantikan oleh putranya, Gyuk, yang menjadi Khan Agung berikutnya.