Misteri Puluhan Tahun, Rahasia Kalender 819 Hari Maya Terpecahkan

By Ricky Jenihansen, Kamis, 4 Mei 2023 | 09:00 WIB
Rahasia kalender 819 hari Maya yang telah menjadi misteri puluhan tahun akhirnya terpecahkan. (Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Telah menjadi misteri puluhan tahun, akhirnya rahasia kalender 819 hari Maya terpecahkan. Para ahli memperkirakan, kalender dengan hitungan hari yang tak lazim itu merupakan sistem kalender besar untuk memprediksi gerakan benda langit.

Seperti diketahui, para ilmuwan telah mempelajari prasasti kuno dari bangsa Maya. Mereka menemukan sistem kalender yang mereka sebut sebagai kalender 819 hari.

Dapat dikatakan, siklus kalender Maya ini adalah adalah salah satu peninggalan bangsa Maya yang paling misterius. Hitungan 819 hari pada kalender tersebut telah menantang para ilmuwan modern selama beberapa dekade.

Bahkan saat ini belum sepenuhnya dijelaskan dan ada beberapa area untuk penelitian lebih lanjut, termasuk hubungannya dengan periode sinodis planet yang terlihat dengan mata telanjang.

Sinodis adalah periode waktu yang diperlukan benda langit untuk melakukansatu orbit penuh mengitari benda lain.

Hasil analisis baru tersebut telah diterbitkan di jurnal Ancient Mesoamerika belum lama ini. Makalah tersebut dipublikasikan dengan judul "The Maya 819-Day Count and Planetary Astronomy" yang dapat diperoleh secara daring.

Pada penelitian sebelumnya, para ahli mendemonstrasikan empat bagian, skema arah warna untuk hitungan 819 hari dengan sedemikian rupa. Sehingga masing-masing titik awal penanggalan berkembang dengan peningkatan 819 hari dalam siklus 4 x 819 hari.

Para peneliti telah menunjukkan bahwa sistem hitung 819 hari tersebut merupakan periode siklus planet. Yaitu kapan planet tersebut akan muncul dan terlihat lagi dari Bumi.

Planet yang paling cocok dengan periode 819 hari tersebut adalah Planet Merkurius yang memiliki periode sinodis selama 117 hari. Itu artinya Planet Merkurius memiliki siklus 7 kali dalam 819 hari untuk muncul kembali dan terlihat.

Namun, rumusan hitungan 819 hari sejauh ini cocok dengan planet Merkurisu, tapi tidak dengan planet lainnya.

Oleh karena itu, para peneliti mencoba gagasan untuk memperpanjang periode siklus kalender 819 hari itu. Mencoba memperpanjang periode siklus kalender, ternyata dapat mewakili periode sinodis semua planet yang terlihat dari Bumi.

Kalender 819 hari Maya merupakan sistem kalender besar untuk memprediksi gerakan benda langit (The Guardian)

Dengan menambah panjang kalender menjadi 20 periode 819 hari, duo antropolog Amerika Serikat menemukan polanya. Di mana periode sinodis semua planet yang terlihat sepadan dengan titik awal dalam kalender 819 hari yang lebih besar.

Para ahli telah lama menduga kalender Maya kuno 819 hari mengikuti peristiwa astronomi, khususnya berapa lama waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk muncul di tempat yang sama di langit malam, saat terlihat dari Bumi, yang dikenal sebagai periode sinodis planet atau bulan.

Namun menurut studi baru, siklus dalam kalender mencakup jangka waktu yang jauh lebih lama daripada yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya.

“Meskipun penelitian sebelumnya telah berusaha untuk menunjukkan koneksi planet untuk hitungan 819 hari, skema arah warna empat bagiannya terlalu pendek untuk cocok dengan periode sinodis planet yang terlihat,” kata alumnus University of Tulane John Linden dan Profesor Victoria Bricker.

“Dengan menambah panjang kalender menjadi 20 periode 819 hari, sebuah pola muncul di mana periode sinodis dari semua planet yang terlihat sepadan dengan titik awal dalam kalender 819 hari yang lebih besar.”

Sebagai contoh, ketika mereka mengalikan 819 hari dengan 20 atau sama dengan 16.380 hari, jumlah tersebut ternyata sama dengan 45 tahun.

Sebelumnya, para sarjana mengira kalender mengacu pada empat siklus 819, tetapi rentang waktu itu tidak sinkron dengan periode sinodis semua planet yang dapat dilihat dengan mata telanjang: Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.

Linden dan Profesor Bricker kemudian menyadari bahwa dibutuhkan 20 siklus 819 hari, yaitu sekitar 45 tahun, untuk menyelaraskan dengan periode sinodis semua planet yang terlihat.

Dari hasil itu, para peneliti juga akhirnya dapat menggunakannya untuk menunjukkan siklus planet lainnya. Kapan planet tersebut mulai dan akan muncul kembali, serta dapat terlihat dari Bumi.

Baca Juga: Pulque, Minuman Alkohol Mesoamerika Kuno Jadi Obat Penyakit Diabetes

Baca Juga: Alkohol Jadi Minuman Suci Wanita Hamil Bagi Orang Mesoamerika Kuno

Baca Juga: Daftar Kebiasaan Aneh yang Dianggap Normal di Peradaban Maya

Baca Juga: 500 Tahun Lalu, Bangsa Maya Memanfaatkan Ekonomi Berbasis Pasar 

Dalam 20 siklus, setiap planet melewati sejumlah periode sinodis beberapa kali: Merkurius setiap siklus, Venus setiap 5 siklus, Saturnus setiap 6 siklus, Jupiter setiap 19 siklus, dan Mars setiap 20 siklus.

Setiap periode sinodis kurang dari 819 hari, tetapi hanya Merkurius yang memiliki satu periode yang terjadi berkali-kali dalam satu siklus.

Dengan menggabungkan siklus tersebut, maka memungkinkan prediksi penempatan planet, yang juga terhubung dengan tanggal dan perayaan penting.

Daripada membatasi fokus mereka pada satu planet saja, para astronom bangsa Maya yang menciptakan hitungan 819 hari, mereka membayangkannya sebagai sistem kalender yang lebih besar.

Kemudian kalender tersebut dapat digunakan untuk memprediksi semua periode sinodis planet yang terlihat, menurut para ilmuwan.

“Penelitian kami adalah bagian penting untuk memahami bagaimana bangsa Maya kuno mempelajari astronomi dan merupakan bagian dari pencarian selama puluhan tahun untuk memahami kompleksitas kalender Maya kuno," kata mereka.