Tinggalan Arkeologi yang Tidak Sengaja Ditemukan di Asia dan Eropa

By Sysilia Tanhati, Kamis, 4 Mei 2023 | 21:00 WIB
Beberapa penemuan arkeologis menakjubkan dan penting justru tidak ditemukan secara tidak sengaja. Misalnya pasukan terakota Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang. (Go to Aaron Greenwood's profile Aaron Greenwood)

Batu itu ditemukan pada 15 Juli 1799 oleh Letnan Pierra-Francois Bouchard dari Prancis. Dia sedang mengawasi perbaikan benteng tua di dekat kota Rosetta (sekarang Rashid) di Delta Nil. Saat itu, ia melihat salah satu batu yang akan digunakan tentaranya untuk menambal dinding ditutupi dengan prasasti aneh.

Bouchard mengenali potensi signifikansi sejarahnya dan melaporkan batu itu kepada komandannya, Jenderal Jacques-Francois Menou. Dari sana, batu tersebut dikirim ke institut ilmiah Napoleon di Kairo, Institut d'Égypte. Akhirnya terungkap betapa penting batu yang telah ditemukan dan hampir digunakan untuk menambal tembok.

Penemuan Batu Rosetta merupakan terobosan besar dalam studi sejarah dan bahasa Mesir kuno. “Ini memberikan wawasan berharga tentang budaya dan politik pada masa itu,” tambah Mitchell.

Naskah Laut Mati yang ditemukan oleh penggembala yang sedang bosan

Penemuan menakjubkan lainnya adalah Naskah Laut Mati. Itu adalah kumpulan teks Yahudi yang ditemukan pada pertengahan abad ke-20 di dekat Laut Mati, di wilayah Tepi Barat Israel. Penemuan itu dilakukan oleh seorang gembala Badawi muda bernama Muhammad edh-Dhib dan sepupunya, Jum'a Muhammad. Keduanya sedang menggembalakan kambing mereka di daerah tersebut.

Menurut catatan pemuda itu, Muhammad memperhatikan gua-gua itu. Edh-Dhib yang penasaran memutuskan untuk masuk dan melihatnya. Di dalam dia melihat beberapa guci yang tampak tua. Dia membuka salah satunya dan menemukan beberapa gulungan (yang ternyata adalah Naskah Yesaya, Komentar Habakuk, dan Aturan Komunitas).

Dia membawa gulungan itu kembali ke kemahnya di mana gulungan itu dipajang. Sementara semua orang memutuskan apa yang harus dilakukan dengan gulungan itu. Mereka akhirnya memutuskan untuk menjualnya, tetapi calon pembeli pertama yang mereka dekati tidak terkesan. Dia memberi tahu orang Badawi bahwa naskah itu tidak berharga; kemungkinan besar telah dicuri dari Sinagog.

Mereka akhirnya menemukan pembeli yang mau membelinya dan naskah itu jatuh ke tangan John C. Trever dari American Schools of Oriental Research. Dia menyadari betapa pentingnya naskah tersebut dan memindahkannya ke Beirut di Lebanon untuk diamankan.

Selama beberapa tahun berikutnya, total 11 gua di daerah itu ditemukan berisi lebih dari 900 teks, termasuk penggalan dari setiap kitab Perjanjian Lama. Naskah itu ditulis dalam bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani, dan berasal dari periode antara 250 SM dan 68 Masehi.

Baca Juga: Temuan Arkeologi Terbaru: Ruang Rahasia di Piramida Khufu Mesir

Baca Juga: Rahasia Baru Tersingkap Berkat Temuan Arkeologi di Ibu Kota Mesir Kuno

Baca Juga: Natuna, Pulau Kecil yang Menyingkap Potensi Temuan Arkeologi