Nationalgeographic.co.id—Meningkatnya penguapan akibat suhu panas mempercepat penurunan kelembaban tanah yang dapat memicu kekeringan parah. Stres kekeringan yang parah menyebabkan rendahnya pola kekayaan spesies tanaman. Akibatnya, di wilayah kering dan semi kering tidak banyak spesies yang mampu beradaptasi.
Carl Linnaeus—Bapak taxonomi modern asal Swedia—pada 1753 menemukan tanaman dari genus Rheum. Linnaeus tidak menjelaskan asal kata genus tersebut. Rheum biasanya berasal dari bahasa Yunani yaitu rheon. Pedanius Dioscorides seorang farmakologi dan ahli botani Yunani, pernah menyebutkan rheon adalah nama lain dari plant rha atau tanaman obat.
Rheum Nanum adalah obat tradisional yang didistribusikan dari wilayah pegunungan Taihang hingga dataran tinggi Tibet. Tumbuhan ini dapat di temukan di Mongolia, Kazakhstan, Russia, dan China. Terutama ditemukan pada ketinggian 1.000 meter di lereng bukit, lembah, dan tanah bebatuan.
Tanaman obat herbal kuno ini memainkan peran penting pada jaman pengobatan modern saat ini. Kandungan Rheum Nanum dan manfaatnya sudah pernah diteliti sebelumnya oleh para ahli dari Cina.
Chrysophanol, konstituen aktif dari Rheum Nanum efektif menyembuhkan penyakit kulit seperti acne vulgaris dan obesitas. Selain itu, kandungan emodin dalam Rheum Nanum dapat menekan pertumbuhan sel kanker kolorektal dan telah digunakan untuk menyembuhkan penyakit ginjal akut.
Namun, apakah tiga sampai lima dekade nanti tumbuhan herbal ini masih bisa ditemui?
Dalam 100 tahun terakhir terjadi pemanasan global dengan kenaikan suhu rata-rata 0,6 derajat celsius. Pada akhir abad ini, diprediksi akan terjadi peningkatan suhu maksimal 2,6-4,8 derajat celsius. Sementara curah hujan juga ikut meningkat sekitar 31 persen.
Dataran tinggi Tibet merupakan wilayah hot spot pemanasan global. Perubahan iklim ini berdampak akan keanekaragaman hayati di wilayah itu.
Wei Xu melakukan penelitian dengan tujuan "ingin mengetahui ketahanan spesies tanaman Rheum Nanum yang bermanfaat bagi pengobatan terhadap efek peningkatan suhu karena pemanasan global. Berdasarkan skenario peningkatan suhu yang diprediksi akan terjadi di tahun 2050 dan 2070"
Metode yang digunakan dalam penelitian Maximum Entropy Niche-Based Modeling for Predicting The Potential Suitable Habitats of A Traditional Medicinal Plant (Rheum Nanum) In Asia Under Climate Change Conditions adalah menggunakan model MaxEnt.
MaxEnt atau maximum entropy modelling digunakan untuk memprediksi distribusi spesies pada lingkungan atau lokasi yang direkam. Skenario data iklim yang digunakan adalah pada masa saat ini dan masa depan.
Lebih lanjut, Wei Xu mengatakan, "Untuk memprediksi dampak pemanasan global kami mengukur luas habitat yang cocok, kesesuaian habitat, dan perubahan habitat yang mungkin terjadi."
Dia menambahkan, "Kami berspekulasi bahwa daerah pegunungan di Asia Tengah relatif stabil bagi Rheum Nanum untuk bertahan hidup dan beberapa penelitian sebelum kami juga memberikan hasil yang konsisten."
Hasil temuan menunjukkan bahwa Rheum Nanum sangat sensitif terhadap perubahan iklim yaitu suhu dan curah hujan. Dari skenario yang dibuat pada situasi saat ini, pada 2050 dan 2070 menunjukkan suhu rata-rata tahunan merupakan faktor iklim terpenting yang memengaruhi distribusi Rheum Nanum. Habitat yang cocok untuk Rheum Nanum akan mengalami penyusutan yang tidak teratur.
Warisan tanaman obat tradisional yang juga mengalami ancaman kepunahan akibat perubahan iklim yang sudah diteliti adalah Stachys inflata Benth. Tanaman ini yang tumbuh di Provinsi Isfahan negara Iran. Tanaman Stachys inflata Benth yang ditemukan tumbuh liar ini memiliki tinggi 20-40 sentimeter, merupakan tumbuhan perennial dengan bunga bewarna merah muda.
Metode Ecological Niche Models digunakan pada penelitian Climate Change Impacts on Optimal Habitat of Stachys Inflata Medicinal Plant in Central Iran. Mehdi Shaban dan tim menemukan ada tendensi penyusutan habitat Stachys inflata Benth pada masa saat ini hingga tahun 2080.
Baca Juga: Perubahan Iklim, Cuaca di Perkotaan Semakin Panas
Baca Juga: Apa yang Terjadi Bila Keringat Kita Tak Lagi Efektif Lawan Suhu Panas?
Baca Juga: Sendu Musim Panas, Cuaca Panas Membuat Seseorang Menjadi Pemarah
Baca Juga: Besarnya Efek Riak dari 'Gelombang Panas Terburuk dalam Sejarah Asia'
Kondisi yang mempengaruhi penyusutan tersebut diantaranya adalah suhu dan kelembaban. Tanaman ini memiliki antioksidan tinggi dan efektif menyembuhkan penyakit infeksi, asma dan rematik.
Terdapat lebih dari 275 spesies Stachys di dunia. Perubahan iklim berdampak pada kelangsungan pertumbuhan tanaman yang tidak hanya bermanfaat sebagai tanaman obat tetapi juga digunakan pada industri makanan dan minuman.
Sebagian besar belahan bumi mengalami tren suhu panas selama 30 tahun terakhir akibat aktivitas manusia yang berdampak luas pada lingkungan seperti penyusutan gletser, lapisan es, hewan dan termasuk tumbuh-tumbuhan. Hilangnya habitat di daerah kering dan semi kering meningkat baik secara alami maupun karena perubahan iklim akibat aktivitas manusia.
Maka layak untuk ditetapkan kawasan konservasi di daerah kering dan semi kering. Dalam hal konservasi tanaman obat diperlukan intervensi manusia yang tepat. Karena kepunahan spesies akibat perubahan iklim yang parah kemungkinan akan terjadi pada ekosistem yang sensitif dan rapuh.
Kita dianjurkan agar konservasi tanaman dapat dilakukan secara insitu dan eksitu. Selain itu, untuk memastikan perlindungan tanaman yang bernilai ekonomi, pelestarian plasma nuftah tanaman secara teratur perlu dapat perhatian khusus.