Nationalgeographic.co.id—Colosseum adalah prestasi teknik luar biasa peninggalan Kekaisaran Romawi. Amfiteater ini dibangun untuk menghibur masyarakat dengan pertarungan gladiator yang sadis dan berdarah. Tengara ikonik ini menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Hingga kini, turis dari berbagai belahan dunia terus mengunjungi bangunan bersejarah ini. Apa yang membuat Colosseum begitu spesial dan menjadi salah satu monumen paling menarik dalam sejarah peradaban manusia?
Colosseum adalah keajaiban inovasi arsitektur dari zaman Kekaisaran Romawi
Colosseum adalah keajaiban inovasi arsitektur yang sesungguhnya. Bangunan ini unik pada masanya karena dibangun dalam bentuk oval, bukan melingkar. "Bentuknya itu memungkinkan penonton untuk melihat aksi dengan lebih baik," tulis Rosie Lesso di laman The Collector.
Colosseum juga merupakan amfiteater terbesar di dunia kuno, membentang di atas tanah seluas 6 hektar.
Konstruksi Colosseum asli berisi lebih dari 80 lengkungan dan tangga. Ini memungkinkan pengunjung dalam jumlah besar untuk masuk dan keluar dari amfiteater dalam hitungan menit.
Melihat ukurannya yang begitu fantastis, maka tidak mengherankan jika pembangunan monumen besar dan kompleks membutuhkan banyak tenaga. Sekitar 100.000 budak dari perang Yahudi melakukan kerja kasar. Tim pembangun profesional, pelukis dan dekorator yang bekerja untuk Kaisar Romawi pun turut ambil bagian dalam pembangunan.
Pembangunan dimulai pada 73 Masehi dan Colosseum akhirnya selesai 6 tahun kemudian pada 79 Masehi.
Sebagian besar bangunan Colosseum masih berdiri kokoh hingga kini
Dibangun sekitar 2.000 tahun yang lalu, Colosseum Romawi masih berdiri sampai sekarang. Sepanjang waktu, kota Roma mengalami periode transformasi yang dramatis. Namun Colosseum tetap menjadi pengingat masa lalunya yang konstan dan tak bergerak.
Bagian dari Colosseum dijarah dan dilucuti materialnya oleh para pencuri rakus. Selain itu, Colosseum juga harus mengalami gempa bumi yang melanda Italia. Namun demikian, sepertiga dari bangunan aslinya bertahan. Itu cukup untuk memberikan gambaran betapa dramatis dan teatrikalnya monumen megah itu di masa lalu.
Bangsa Romawi mulai membuat beton lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Namun beton yang dihasilkan oleh bangsa Romawi berbeda dengan yang ada saat ini. Pasalnya, bahan beton Romawi memiliki resistensi yang fenomenal dari waktu ke waktu.
Ketahanan terhadap elemen, mungkin disebabkan oleh salah satu bahan utama beton: abu vulkanik. Bahan khusus ini jadi kunci yang membuat beton Romawi lebih tahan lama. Mungkin ini menjadi salah satu alasan mengapa Colosseum masih berdiri dengan kokoh hingga hari ini.