Rahasia Tanah HItam Amazon Dapat Membantu Pemulihan Hutan di Dunia

By Ricky Jenihansen, Minggu, 7 Mei 2023 | 14:00 WIB
Profil tanah Amazonian dark earth (ADE). Perhatikan bahwa ada lapisan hitam dan kuning. Tanah hitam Amazon sangat subur dan kaya nutrisi. (Luís Felipe Guandalin Zagatto)

Setelah percobaan, tanah mengandung lebih sedikit unsur hara dibandingkan pada awalnya, yang mencerminkan penyerapan oleh tanaman, tetapi tanah 100% ADE tetap lebih kaya daripada tanah kontrol, sementara tingkat hara menengah pada tanah 20% ADE.

Sepanjang percobaan, 20% atau 100% tanah ADE mendukung keanekaragaman hayati bakteri dan archaea yang lebih besar daripada tanah kontrol.

“Mikroba mengubah partikel kimia tanah menjadi unsur hara yang dapat diserap tanaman. Data kami menunjukkan bahwa ADE mengandung mikroorganisme yang lebih baik dalam transformasi tanah ini, sehingga memberikan lebih banyak sumber daya untuk pengembangan tanaman,” kata penulis utama bersama Anderson Santos de Freitas.

“Misalnya, tanah ADE mengandung taksa yang lebih bermanfaat dari famili bakteri Paenibacillaceae, Planococcaceae, Micromonosporaceae, dan Hyphomicroblaceae.”

Baca Juga: Dari Tahun ke Tahun, Deforestasi dan Kebakaran Hutan Menghabisi Amazon

Baca Juga: Penduduk Asli Lembah Amazon Lebih Mungkin Mati karena Kebakaran Hutan

Baca Juga: Pemanasan Global Akibat Kebakaran Hutan Meningkat Tujuh Kali Lipat

Baca Juga: Di Hutan Hujan Kalimantan, Manusia dan Babi Berjanggut Saling Terikat

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penambahan ADE ke dalam tanah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Penambahan ADE juga mendorong pertumbuhan tiga spesies pohon: bibit cedro blanco dan P. dubium 2,1 dan 5,2 kali lebih tinggi pada 20% ADE, dan 3,2 dan 6,3 kali lebih tinggi pada 100% ADE, dibandingkan dengan tanah kontrol.

Para peneliti menyimpulkan bahwa ADE dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. “Data kami menunjukkan campuran nutrisi tanah dan mikroorganisme yang diadaptasi (dalam ADE) untuk meningkatkan pembentukan pohon tanaman dalam restorasi,” tulis mereka.

Sementara itu, penulis senior Siu Mui Tsai, seorang profesor di institut yang sama, memperingatkan bahwa ADE membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terakumulasi dan akan membutuhkan waktu yang sama untuk beregenerasi di alam jika digunakan.

"Rekomendasi kami bukan untuk memanfaatkan ADE itu sendiri, melainkan untuk meniru karakteristiknya, terutama mikroorganismenya, untuk digunakan dalam proyek restorasi ekologi di masa depan," katanya.