Upaya Jepang Mengurangi Kasus Bunuh Diri di Hutan Aokigahara

By Sysilia Tanhati, Senin, 8 Mei 2023 | 19:58 WIB
Hutan Aokigahara terkenal sebagai lokasi bunuh diri. Kini pemerintah Jepang berupaya mengurangi kasus bunuh diri di tempat itu. (Public Domain)

Namun mengurangi angka bunuh diri di Jepang adalah perjuangan berat. Pasalnya, masalah ini adalah perpaduan kuat dari pola pikir tradisional Jepang, ekspektasi masyarakat, dan ketidakamanan pekerjaan modern.

Secara historis, interpretasi kultural tentang bunuh diri di Jepang jauh berbeda dengan pemahamannya sebagai dosa dalam budaya lain. Bunuh diri di Jepang secara konvensional dikaitkan dengan cita-cita kehormatan yang diromantisasi.

Seppuku, misalnya, dimana prajurit samurai akan bunuh diri untuk mencegah aib yang menimpa keluarga mereka setelah kalah. “Tindakan ini dianggap sebagai kematian yang terhormat,” ungkap Bogaard.

Sanksi positif dari tindakan ini telah menginfeksi pola pikir orang Jepang. Tindakan ini berubah menjadi apa yang dikenal sebagai inseki-jisatsu atau bunuh diri yang didorong oleh tanggung jawab.

Dalam budaya di mana percakapan tentang depresi atau ketidakamanan keuangan dianggap tabu, kelompok yang terpinggirkan sering melakukan bunuh diri. Mereka melakukannya untuk menghindari beban atau untuk memastikan pembayaran asuransi untuk keluarga mereka.

Pada tahun 1993, Wataru Tsurumi menjuluki Hutan Aokigahara sebagai “tempat yang sempurna untuk mati” dalam The Complete Manual of Suicide. Hari ini Aokigahara dikotori dengan tenda-tenda yang dibuang dan berbagai kenang-kenangan. Semua diikatkan di sekitar pohon untuk mencegah pejalan kaki tersesat di antara labirin pohon-pohon.

Ketenaran Hutan Aokigahara diperparah juga oleh novel dan film-film. Otoritas lokal khawatir bila upaya untuk menekan angka bunuh diri menjadi sia-sia karena media sosial, film, atau novel.

Internet dibanjiri dengan mitos urban. Misalnya ponsel dan kompas yang tidak berfungsi di dalam hutan hingga cerita tentang roh yang gelisah. Tidak ketinggalan, aktivitas paranormal di Hutan Aokigahara pun digemari oleh masyarakat.

Sebagai tanggapan, kamera keamanan dan patroli anti bunuh diri telah diterapkan dengan harapan dapat menyelamatkan nyawa.

Sejauh ini, pemerintah Jepang berusaha untuk menutupi angka bunuh diri di Aokigahara untuk mengubah reputasinya.

Mereka juga membuat beberapa tanda di jalur hutan yang memotivasi orang-orang untuk memikirkan keluarganya dan membatalkan niat bunuh diri.

Hutan yang indah