Kecerdasan Buatan Menemukan Obat Awet Muda yang Melawan "Sel Zombie"

By Ricky Jenihansen, Rabu, 10 Mei 2023 | 07:00 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI) menemukan obat awet muda atau anti penuaan. (Longevity Technology)

Platform baru Integrated Biosciences memiliki potensi untuk mendorong kemajuan penelitian senyawa anti penuaan. (Mirage News)

“Salah satu rute yang paling menjanjikan untuk mengobati penyakit yang berkaitan dengan usia adalah mengidentifikasi intervensi terapeutik yang secara selektif menghilangkan sel-sel ini dari tubuh, mirip dengan cara antibiotik membunuh bakteri tanpa merusak sel inang," kata Satotaka Omori, Head of Aging Biology at Integrated Biosciences dan penulis bersama publikasi pertama.

"Senyawa yang kami temukan menampilkan selektivitas tinggi, serta sifat kimia obat yang menguntungkan yang diperlukan untuk menghasilkan obat yang berhasil.”

Menurutnya, mereka percaya bahwa senyawa yang ditemukan menggunakan platform kami akan memiliki prospek yang lebih baik dalam uji klinis. Pada akhirnya akan membantu memulihkan kesehatan individu yang telah menua.

Dalam studi baru mereka, peneliti Integrated Biosciences melatih jaringan saraf dalam pada data yang dihasilkan secara eksperimental untuk memprediksi aktivitas senolitik molekul apa pun.

Menggunakan model kecerdasan buatan ini, mereka menemukan tiga senyawa senolitik yang sangat selektif dan kuat dari ruang kimia lebih dari 800.000 molekul.

Ketiganya menampilkan sifat kimia yang menunjukkan bioavailabilitas oral yang tinggi dan ditemukan memiliki profil toksisitas yang menguntungkan dalam uji hemolisis dan genotoksisitas.

Baca Juga: Dunia Hewan: Tes Kognitif Membuktikan Kecerdasan Burung Gagak

Baca Juga: Membuat Sistem Peringatan Dini Tsunami Menggunakan Kecerdasan Buatan

Baca Juga: Bagaimana Kecerdasan Buatan Dapat Membantu Seseorang Berhenti Merokok?

Baca Juga: Penggunaan AI dalam Percakapan dapat Menimbulkan Kesan Anti Sosial 

Analisis struktural dan biokimia menunjukkan, bahwa ketiga senyawa tersebut mengikat Bcl-2, protein yang mengatur apoptosis dan juga merupakan target kemoterapi.