“Menurut kami, seluruh pemerintah Transvaal dan Persatuan Afrika Selatan serta sindikat pertambangan yang menyertainya adalah ilegal” kata Everristo Benyera, seorang profesor politik Afrika Selatan.
Bagi Benyera, menerima berlian curian tidak membebaskan penerima. Bintang Afrika adalah berlian darah.
Perusahaan pertambangan, pemerintah Transvaal, dan Kerajaan Inggris adalah bagian dari jaringan kolonialitas yang lebih besar, tambah Benyera lagi.
Menyusul kematian mendiang Ratu, Ann Mathys, juru bicara nasional Pejuang Kebebasan Ekonomi (EFF), menuntut pengembalian berlian.
“Almarhum Ratu Inggris telah memamerkan Bintang Afrika selama lebih dari setengah abad,” kata Mathys. Mereka menuntut repatriasi untuk semua pencurian kolonial, termasuk Bintang Besar Afrika," tambahnya.
Keluarga kerajaan Inggris dikenal memiliki banyak berlian kontroversial dari negara-negara Afrika, Amerika Latin, dan bahkan India.
Baca Juga: Enam Bangunan Bersejarah Inggris, ada Gereja Penobatan Charles III
Baca Juga: Penobatan Raja Charles III sebagai Raja Inggris, Kenapa Banyak yang Menolak Monarki?
Baca Juga: Kisah Batu Legendaris yang Digunakan dalam Penobatan Raja Charles III
Baca Juga: Wafatnya Ratu Elizabeth II, Penguasa Terlama Kerajaan Inggris
Salah satunya adalah Kooh-i-Noor yang berasal dari tambang aluvial India ribuan tahun yang lalu. Menurut kepercayaan Hindu, Kooh-i-Noor dipuja oleh dewa-dewa seperti Krishna.
Kooh-i-Noor sempat digunakan sebagai bros dan mahkota. Sampai akhirnya berlian ini mendapatkan sebuah tempat kehormatan: dipasang di bagian depan mahkota Ibu Suri, ibu Ratu Elizabeth II.
Banyak yang mengeklaim kepemilikan permata ini, seperti India, Pakistan, dan bahkan Taliban.
Diselimuti rumor, termasuk rumor kutukan, dan misteri, satu hal yang pasti tentang Koh-i-Noor: memicu banyak kontroversi. Hingga kini, Koh-i-Noor masih menjadi perebutan.
Namun kerajaan penguasa yang pernah memiliki batu permata ini sudah tidak ada lagi. Jadi kepada siapa berlian terkutuk itu harus dikembalikan?
Pada Agustus 2023, sebuah museum London setuju untuk mengembalikan 72 benda yang 'dijarah' dari Kerajaan Benin.
“Penjarahan” itu terjadi selama operasi militer Inggris pada tahun 1897. Apakah hal yang sama akan terjadi pada Bintang Afrika, berlian kontroversial yang terpasang di tongkat kerajaan Charles III?