Nationalgeographic.co.id—Sepanjang sejarah abad pertengahan di Kekaisaran Jepang, shogun yang menjadi pemegang kekuasaan nyata. Sebagai diktator militer yang kuat, mereka adalah penguasa de facto Jepang, hanya tunduk pada Kaisar Jepang yang seperti dewa. Salah satu yang paling terkenal sepanjang sejarah adalah Tokugawa Ieyasu, shogun terkuat dan pemersatu Kekaisaran Jepang.
Untuk menjadi shogun berkuasa dan mendapatkan posisi yang menguntungkan dan kuat, para penguasa samurai harus naik pangkat. “Itu dilakukan dengan kelicikan dan intrik,” tulis Aleksa Vuckovic di laman Ancient Origins.
Kisah Tokugawa Ieyasu adalah kisah legendaris tentang ketekunan, kesabaran, dan kebangkitan seseorang. Berawal dari seorang sandera, Tokugawa menjadi orang paling berkuasa di Jepang. Mengemban tugas penting, ia membantu mengubah Jepang menjadi kekaisaran modern yang bersatu.
Kehidupan Tokugawa Ieyasu yang menjadi inspirasi
Pencapaian Tokugawa Ieyasu tidak tertandingi dalam sejarah Kekaisaran Jepang dan tentunya menjadi sumber inspirasi. Kisah hidupnya menunjukkan bahwa dengan kesabaran apapun bisa dicapai.
Tokugawa Ieyasu lahir pada tahun 1543 Masehi, sebagai putra seorang daimyo kecil (penguasa feodal yang kuat) Matsudaira Hirotada.
Hirotada adalah pemimpin klan Matsudaira, klan samurai muda yang berjuang dan mengeklaim posisinya di klan Minamoto yang terkenal.
Ada banyak persaingan dan konflik di antara klan mereka. Klan Matsudaira berada dalam keadaan yang sangat buruk pada tahun-tahun ketika Tokugawa Ieyasu lahir.
Sebagai akibat dari konflik tersebut, dia disandera, saat masih kecil, oleh daimyo saingan ayahnya. Ayahnya dibunuh oleh pengikutnya ketika Ieyasu baru berusia 6 tahun. Masa mudanya pun dipenuhi dengan kehidupan sebagai sandera.
Dengan kematian ayah Ieyasu, tanah klan Matsudaira pada dasarnya hilang dari saingan mereka. Pada saat ini, posisi Ieyasu tidak terlalu menjanjikan.
Meski demikian, anak laki-laki itu bertekad untuk mengubah nasibnya sendiri. Tahun-tahun berlalu dan Ieyasu tumbuh menjadi seorang pemuda yang memiliki visi dan ambisi yang tajam.
Pada tahun 1560 dia akhirnya berhasil membebaskan dirinya dari pengaruh klan saingan Imagawa yang menahannya sebagai sandera.