Meski demikian, VOC melanjutkan misinya untuk menyulap Jepara menjadi kota pelabuhan yang megah. Jepara seketika dikenang dalam bingkai sejarah oleh Wouter Schouten, penulis berkebangsaan Belanda, sebagai kota pelabuhan yang menawan.
"Rumah-rumah dibangun dengan batu dan kapur, jalan, tembok, lapangan dan pemandangan di sekitarnya menarik. Menyenangkan sekali berkunjung ke sana," ungkap Schouten.
Baca Juga: Kala Kesultanan Cirebon Bernaung di Bawah VOC untuk Melawan Mataram
Baca Juga: Peraturan-Peraturan Aneh buat Orang Jawa dan Tionghoa di Batavia
Baca Juga: Linschoten, Kartografer Belanda yang Menentukan Takdir Nusantara
Wouter Schouten menulis dalam bukunya berjudul De Oost-Indische Voyagie van Wouter Schouten, jilid 1, yang diterbitkan oleh Walburg Pers pada tahun 2003. Berbagai keindahan lainnya, mendukung orang-orang Eropa yang datang ke pelabuhan.
"Tak hanya untuk berniaga, tetapi hanya sekadar berkunjung menikmati keindahan kota pelabuhan Jepara," terusnya. Pengaruh Islam yang dibawa Mataram juga mendorong dibuatnya masjid nan indah di sana.
"Pemandangan yang paling mencolok adalah masjid besar," tulisnya lagi. Terkadang karena fanatisme penduduk muslim Jepara untuk melindungi masjid, banyak pengunjung non-muslim yang dilarang masuk ke dalam masjid.
Keinginan besar orang Eropa yang penasaran untuk masuk ke dalam masjid, membuat mereka selalu berusaha mencari cara. "Orang Eropa datang dengan hadiahnya, mereka menyenangkan penduduk untuk bisa masuk ke masjid," pungkasnya.