Nationalgeographic.co.id—Perkembangan pesat kota-kota pelabuhan di Jawa sudah ada sejak beberapa kerajaan Islam berkuasa. Utamanya Jepara, yang kabar kegemilangannya telah tersiar sejak abad ke-16.
Sohornya kota pelabuhan di Japara agaknya terjadi ketika peran kota dagang pelabuhan memainkan peranan istimewa sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Jawa, milik Kerajaan Demak.
"Kabar tentang kemegahan dan kebesaran pelabuhan di Jepara, disaksikan dan diberitakan langsung oleh Tomé Pires, meski menurutnya dalam hal perdagangan, Jepara masih kalah dengan pelabuhan Gresik," tulis De Graaf.
H.J. De Graaf menulis dalam bukunya, Disintegrasi Mataram di Bawah Mangkurat I, terbit pada 1987. Bukunya berjudul asli De regering van Sunan Mangku-Rat I Tegal-Wangi, vorst van Mataram, 1646-1677.
De Graaf menjelaskan tentang suasana yang menyenangkan di Jepara yang terjadi pada abad ke-16 hingga abad ke-17.
"Atas undangan Panembahan Krapyak (untuk mengisi loji-loji perdagangan), Belanda sudah mendirikan kantor dagang pada tahun 1613, dan Inggris turut mendirikan pada tahun 1618," tambahnya.
Source | : | Disintegrasi Mataram di Bawah Mangkurat I (De Graaf) |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR