Nationalgeographic.co.id—Hampir seluruh dunia mengenal cerita tentang kotak pandora. Cerita itu berasal dari mitologi Yunani kuno tentang seorang perempuan bernama Pandora, membawa kotak yang diberikan padanya.
Kotak itu berisi petaka bagi manusia berupa penyakit, rasa sakit, kedengkian, dan berbagai kejahatan lainnya. Tidak hanya keburukan, di dasar kotak itu ada harapan. Semua isi kotak itu tersebar dan menjangkit manusia ketika Pandora membukanya.
Legenda Pandora adalah bagian dari mitologi Yunani kuno terkait sejarah awal manusia diciptakan. Cerita ini ditulis paling awal di dalam Theogony dan Bekerja dan Hari, dua syair karya Hesiodos sekitar abad kedelapan SM.
Pandora, dalam cerita tersebut, adalah wanita pertama yang diciptakan di antara manusia oleh para dewa. Dia diciptakan oleh Hephaestus dan Athena atas permintaan Zeus. Kehadirannya adalah sebagai bentuk hukuman Zeus karena Prometheus telah melanggar dengan mencuri api dari para dewa untuk manusia.
Hesiodos menuliskan bahwa Pandora dikirim ke umat manusia dengan membawa pithos, yang secara harfiah kapal khas Yunani kuno. Nama ini disalahartikan sebagai sebuah kotak yang berisi berbagai kejahatan yang dilepaskan ke dunia.
Pandora kemudian membukanya, seperti legenda yang biasa dikenal. Dia berusaha mengganti tutupnya dan menyisakan harapan di dalamnya.
Dari sinilah, Pandora menggantikan Zaman Keemasan yang menurut mitologi Yunani kuno sebuah masa di mana manusia dan dewa hidup harmonis. Ia juga mengawali Zaman Perak dalam babak mitologi ini. Dia juga hadir sebagai munculnya wanita yang membuat manusia berada pada siklus kelahiran, kematian, dan reinkarnasi.
Perempuan baik yang dibuat jadi jahat
Beberapa orang berpendapat bahwa Pandora bukan sekadar manusia, melainkan punya hubungna dengan dewa. Dia sering dijuluki "Anesidora" yang berarti "dia (perempuan) yang pembawa hadiah", atau variasi lainnya yang berarti "anugerah".
Padahal, julukan Anesidora lebih umum dikaitkan dengan Gaia (dewi Bumi/ibu Bumi) dan Demeter (dew pertanian dan kesuburan). Hal ini menunjukkan bahwa Pandora dimiripkan oleh masyarakat Yunani kuno dengan Sang Dewi, ketimbang pembawa kejahatan.
Budayawan dan pengamat seni Yunani kuno memperkirakan bahwa dewi-dewi Yunani kuno, mengalami perpecahan karakter menjadi karakter kecil-kecil. Bisa jadi, Pandora termasuk dari pecahan ini, seperti Gaia, Demeter, Persefon, Artemis, dan Hekate.
Sebuah vas dari abad ke-5 SM, mengungkapkan cerita tentang asal-usul Pandora. Mengutip World History, tembikar ini mencerminkan bahwa Pandora dibebaskan ke dunia--bukan sebagai hukuman bagi umat manusia. Tembikar ini, menurut para ahli, menjadi media pemahaman tentang Pandora sebelum Hesiodos.