Mengapa Begitu Banyak Samurai Menjadi Ronin?
Titik balik bagi banyak samurai yang tidak memiliki tuan dimulai pada pergantian abad ke-17–antara periode Sengoku dan Edo. Lebih tepatnya, hal ini disebabkan oleh Toyotomi Hideyoshi.
Toyotomi berasal dari keluarga petani yang mengabdi pada Oda Nobunaga, seorang daimyo terkemuka pada masa itu. Ia hidup dari tahun 1537 hingga 1598 Masehi.
Nobunaga sendiri telah memulai operasi besar-besaran untuk menyatukan para daimyo lain di Jepang di bawah kekuasaannya ketika Toyotomi Hideyoshi masih menjadi pelayannya.
Pada akhirnya, Toyotomi naik pangkat menjadi seorang samurai dan menjadi penerus Nobunaga. Ia kemudian melanjutkan operasi daimyo dan berhasil menyatukan seluruh Jepang di bawah kekuasaannya. Operasi penaklukan inilah yang menutup zaman Sengoku dan memulai zaman Edo.
Meskipun sangat penting dan bisa dibilang sangat berpengaruh dalam sejarah Jepang, Menurut Rhys, peristiwa ini juga menandai masa-masa kelam bagi banyak samurai.
“Karena Jepang sekarang telah bersatu, permintaan akan tentara baru oleh banyak daimyo daerah menurun drastis,” jelas Rhys.
Meskipun demikian, sejarah Kekaisaran Jepang mencatat beberapa ratus ribu ronin telah bergabung dengan samurai Toyotomi Hideyori (putra dan penerus Toyotomi Hideyoshi) pada pengepungan Osaka pada tahun 1614. Namun tak lama setelah itu, para samurai yang tidak memiliki keahlian tidak dapat menemukan pekerjaan di mana pun.
Rhys menyebutkan, bahwa selama pemerintahan Tokugawa Iemitsu (1604 hingga 1651), sebanyak setengah juta ronin berkeliaran di Jepang. Beberapa di antaranya menjadi petani di daerah terpencil dan desa-desa, “tetapi banyak juga yang menjadi penjahat.”
Kisah 47 Ronin
Ada beberapa ronin yang terkenal baik dalam sejarah Kekaisaran Jepang maupun dalam budaya pop. Kyokutei Bakin, misalnya, adalah seorang ronin dan novelis terkenal.