Nationalgeographic.co.id – Heimdall adalah dewa penjaga dalam mitologi Nordik. Dia memegang tempat penting untuk menjaga jembatan pelangi bifrost, yang berfungsi sebagai penghubung penting antara Asgard, alam para dewa, dan Midgard, alam manusia. Dia juga memiliki banyak kekasih dari manusia.
Putra dari Sembilan Ibu
Heimdall adalah putra dari sembilan ibu yang semuanya bersaudara yang dikenal sebagai Sembilan Undines, atau Sembilan Gelombang. Ini mungkin alasan dia dilahirkan dengan begitu banyak karunia.
Kesembilan saudara perempuan itu dikenal cantik sekaligus mengerikan. Nama mereka mewakili berbagai kekuatan lautan. Dua saudara perempuan tertua adalah saudara kembar, Duva, Yang Tersembunyi, dan Kolga, Yang Dingin.
Saudari berikutnya adalah Blodughadda, saudari berambut merah dan haus darah. Namanya mewakili buih laut merah. Berikutnya adalah Bara yang artinya buih, menandakan saat gelombang menghantam pantai.
Bylgja berarti pemecah, berikutnya, diikuti oleh Hrǫnn, atau gelombang yang mengalir, dan kembarannya Hefring, gelombang yang naik. Terakhir adalah Unn, gelombang buih, dan Himinglava termuda, gelombang transparan.
Ayah Heimdall adalah Odin, kepala suku Aesir. Di mitologi Nordik, cinta antara sembilan gadis bersaudara tidak seperti yang lain.
Aliansi mereka tegas. Oleh karena itu, ketika salah satu dari mereka memilih untuk tidur dengan Odin, bertentangan dengan keinginan ayah mereka Aegir (dewa laut), delapan saudari lainnya berdiri di sampingnya untuk menutupi pembangkangannya.
Tugas Heimdall sebagai Dewa Penjaga
Heimdall ditugaskan untuk melindungi dari siapa pun yang berusaha menyakiti para dewa. Dia dikatakan berjaga di ujung jembatan, selalu waspada dan siap bertahan dari segala ancaman.
Sebagai penjaga, adalah peran Heimdall untuk memperingatkan dewa-dewa Aesir tentang bahaya yang akan datang dengan membunyikan terompet ajaibnya, yang disebut Gjallarhorn.
Terompet ini sangat keras sehingga dapat terdengar di seluruh sembilan alam. Heimdall membunyikan terompet ini untuk mengumumkan kedatangan Ragnarok, pertempuran terakhir antara para dewa dan para raksasa.